Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikejar Tenggat Modal Rp3 T, Ramai Rights Issue Bank Apakah Menarik Investor?

Otoritas Jasa Keuangan menetapkan perbankan di Tanah Air harus memiliki modal inti tier 1 minimal Rp3 triliun pada akhir 2022.
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perawatan gedung di dekat logo Bank Oke Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perbankan yang belum memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun kembali menggeber aksi penambahan modal, salah satunya melalui skema rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan mengingat tenggat waktu bank umum untuk mempertebal modal akan jatuh pada akhir 2022.

Berdasarkan laporan statistik yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan ke-5 edisi Juni 2022, terdapat 4 perusahaan keuangan dengan nilai emisi mencapai Rp7,04 triliun melalui skema penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue. Adapun, keempat perusahaan itu seperti PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR), PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK).

Meski demikian, beberapa perbankan yang telah menggelar rights issue pun kembali ikut meramaikan aksi korporasi tambah modal itu di sisa tahun ini. Emiten bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) misalnya, yang bakal menerbitkan 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Namun, bank yang dinahkodai oleh Tjandra Gunawan itu belum menetapkan harga pelaksanaan dan rasio rights issue.

Selanjutnya, ada PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) juga ikut memacu permodalan. Adapun, modal inti yang dimiliki emiten berkode saham DNAR itu sebesar Rp2,968 triliun hingga akhir Juni 2022.

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah menuturkan Bank Oke hanya akan melaksanakan aksi korporasi berupa rights issue di tahun ini, yakni rencana pengeluaran saham rights issue Rp500 miliar.

Adapun bank milik konglomerat Anthoni Salim, yakni PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) juga ikut meramaikan rights issue pada kuartal IV/2022 dengan dana segar yang dibidik senilai Rp1 triliun. Nantinya, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai rights issue memiliki korelasi dengan syarat kenaikan modal inti perbankan. Pasalnya, kata Bhima, saat ini bank diminta untuk terus mempertebal permodalannya, terutama untuk mengantisipasi gejolak ekonomi ke depan.

Di sisi lain, Bhima mengkhawatirkan akan kecilnya peluang bank kecil untuk melakukan rights issue, di tengah ramainya perbankan yang menggeber aksi ini. Hal ini mengingat, tidak semua porsi rights issue akan diserap oleh investor.

“Karena kalau dilakukan secara bersamaan, tentunya investor akan lebih selektif dalam membeli saham dari bank-bank yang kecil. Jadi disarankan, kalau bank melakukan akuisisi atau merger,” kata Bhima kepada Bisnis, Kamis (4/8/2022).

Bhima menyampaikan peluang yang didapatkan bank seharusnya lebih tinggi dibandingkan saat ini berlomba-lomba secara serentak melakukan rights issue. “Karena waktunya terbatas, seharusnya rights issue dilakukan jauh sebelum pandemi,” lanjutnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper