Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Longsor 6,4 Persen, BI: Masih Terjaga

Sepanjang tahun berjalan, rupiah terdepresiasi sebesar 6,4 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, GIANYAR — Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah pada 30 September 2022 terdepresiasi sebesar 2,24 persen point-to-point dibandingkan dengan akhir Agustus 2022. Sepanjang tahun berjalan, rupiah terdepresiasi sebesar 6,4 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level pada akhir 2022.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Wahyu Agung Nugroho menyampaikan bahwa tingkat depresiasi rupiah masih terjaga dan relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya.

“Depresiasi nilai tukar rupiah yang kalau dibandingkan dengan negara lain kita jauh berada di posisi yang lebih aman. Kalau diperhatikan, rupiah terdepresiasi 6,4 persen, sementara negara tetangga, misalnya baht Thailand terdepresiasi 11,36 persen,” katanya, Jumat (1/10/2022).

Tingkat depresiasi nilai tukar rupiah juga tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang beberapa negara berkembang lainnya, misalnya dengan India yang terdepresiasi sebesar 8,65 persen dan Malaysia terdepresiasi 10,16 persen.

Dia menjelaskan, tekanan pada nilai tukar akibat penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara. Hal ini tercermin dari indeks dolar AS yang mencapai level 112, sehingga memberikan tekanan pada mata uang, termasuk rupiah.

Akibatnya, persepsi risiko investasi di negara emerging markets meningkat dan mendorong aliran modal keluar dan memberikan tekanan pada mata uang negara-negara tersebut.

Wahyu menyampaikan, perkembangan nilai tukar rupiah yang masih terjaga didorong oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi oleh BI.

Selain itu, dia mengatakan rupiah yang terjaga juga didukung oleh fundamental perekonomian domestik yang masih kuat.

Dari sisi eksternal, dia memperkirakan tren surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II/2022 akan berlanjut pada kuartal III/2022.

“Memang pada dasarnya fundamental ekonomi kita yang baik mendukung stabilitas nilai tukar rupiah, tentunya memang di sisi lain BI senantiasa melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar,” katanya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper