Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Bank Digital AGRO dan BBHI Hadapi Tantangan Likuiditas 2023

PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) berancang-ancang menyiapkan strategi mengelola likuiditas itu tahun depan.
Nasabah melakukan transaksi di PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah melakukan transaksi di PT Bank Raya Indonesia Tbk., Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan bahwa likuiditas akan menjadi tantangan bagi industri perbankan pada 2023. Dua bank digital yakni PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) pun berancang-ancang menyiapkan strategi mengelola likuiditas itu tahun depan.

Berdasarkan data LPS, sejak awal 2022 hingga Agustus lalu, LDR bank tercatat mengalami kenaikan secara bertahap. Desember tahun lalu, misalnya, LDR bank berada di level 77,13 persen. Angka itu kemudian merangkak naik hingga mencapai 81,43 persen per Juli.

Namun, memasuki bulan Oktober, LDR mulai turun terbatas ke level 79,90 persen. Bank Indonesia (BI) menetapkan posisi ideal LDR berada pada level 78 – 92 persen. Jika terlalu rendah, bank tidak efisien karena uang DPK nganggur, sementara apabila terlalu tinggi maka likuiditas bank ketat.

Meski realisasi LDR per Oktober lalu masih dalam batas ideal, tetapi LPS menilai likuiditas akan menjadi tantangan pada tahun depan. Sebab, perbankan akan berpacu menjaga likuiditasnya di tengah tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Diketahui Rapat Dewan Gubernur BI pada 21–22 Desember 2022 telah menaikan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Besaran peningkatan itu juga terjadi pada suku bunga deposit facility yang menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 6,25 persen.

Kenaikan suku bunga acuan itu menjadi yang kelima kalinya ditetapkan BI sejak Agustus 2022 secara beruntun hingga bulan ini.

Sekretaris Perusahaan Bank Raya Ajeng Putri Hapsari mengatakan bahwa pada tahun depan perseroan akan terus mengupayakan menjaga rasio likuiditas sesuai dengan ketentuan regulator. "Penyesuaian suku bunga dilakukan secara selektif seiring dengan perubahan suku bunga acuan oleh regulator serta kebutuhan likuiditas bank," katanya kepada Bisnis, Jumat (30/12/2022).

Bank Raya sendiri mencatatkan peningkatan LDR dari 84,93 persen per September 2021 menjadi 87.01 persen per September 2022. Artinya likuiditas perseroan semakin ketat.

Sementara, Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan bahwa tantangan likuiditas pada tahun depan mesti diwaspadai akibat tren kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan terus berlanjut.

Indra menyatakan bahwa Allo Bank berkomitmen menyesuaikan pricing atau kebijakan bunga untuk dapat merespons kenaikan tingkat suku bunga acuan.

“Kepuasaan pelanggan menjadi tujuan utama Allo Bank, sehingga dari segi pendanaan dan kebutuhan transaksional dapat menjaga dan meningkatkan likuiditas Allo Bank dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depannya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/12/2022).

Allo Bank sendiri mencatatkan peningkatan LDR dari 93,43 persen per kuartal III/2021 menjadi 175,55 persen per kuartal III/2022. Artinya, likuiditas perseroan semakin ketat.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa LDR tinggi di bank digital disebabkan karena ekspansi kredit yang besar dan tidak diimbangi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK).

Sedangkan, tingginya LDR di tengah suku bunga acuan BI yang terus meningkat membuat bank digital mesti berhati-hati. “Risikonya besar untuk beberapa masalah, misalnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menjadi tinggi jika tidak hati-hati,” ujarnya.

Selain itu, bank akan butuh banyak dana untuk membiayai kredit yang tumbuh tinggi. “Jadi, meski baik untuk pendapatan bunga, laba, dan return on asset (ROA) yang tinggi, tapi likuiditas mesti dikelola dengan baik. Kredit bisa direm sedikit,” ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper