Bisnis.com, JAKARTA — Menghadapi tren suku bunga acuan yang tinggi dari Bank Indonesia (BI), sejumlah perbankan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap berupaya menawarkan suku bunga baik deposito dan kreditnya yang kompetitif kepada nasabah.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan bahwa dalam setahun terakhir suku bunga deposito dan kredit di perseroan memang tidak terelakkan mengalami kenaikan. "Ini sejalan dengan tren kenaikan bunga acuan dari BI," katanya kepada Bisnis pada Sabtu (14/1/2023).
Meski begitu, perseroan tetap berupaya menawarkan suku bunga yang kompetitif kepada nasabah melalui sejumlah cara. "Fokus kami tetap di dana murah [current account saving account/CASA] untuk bisa menjaga cost of fund [biaya dana] agar lebih stabil," ujar Lani.
Seiring dengan itu, CIMB Niaga juga memperhatikan daya saing bagi nasabah yang mencakup layanan, fitur, customer experience, serta harga.
Mengacu pada informasi yang dibagikan di laman resminya, CIMB Niaga menawarkan suku bunga deposito rupiah 2,75 - 4 persen. Kemudian, untuk deposito valas Bank CIMB tercatat menawarkan suku bunga antara 0,5 - 1,25 persen.
Sementara, untuk suku bunga kredit, CIMB Niaga menawarkan suku bunga kredit korporasi 8 persen, kredit ritel 8,75 persen, kredit pemilikan rumah (KPR) 7,25 persen, dan non-KPR 8,50 persen.
Baca Juga
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan bahwa tahun ini BRI juga akan terus berupaya untuk menawarkan suku bunga simpanan dan pinjaman yang atraktif kepada nasabah. “Namun, dalam penentuan suku bunga tersebut tetap memperhatikan faktor-faktor diantaranya biaya dana, kondisi perekonomian, serta kondisi pasar,” katanya kepada Bisnis.
Sedangkan, upaya BRI agar mampu memberikan penawaran suku bunga atraktif tahun ini adalah dengan terus memperbesar porsi dana murah. “Harapannya, dengan makin murahnya biaya dana, maka BRI dapat memberikan suku bunga yang kompetitif kepada masyarakat,” kata Aestika
BRI sendiri saat ini menawarkan suku bunga deposito valas berkisar antara 0,75 persen hingga 2 persen. Sementara, deposito rupiah berkisar 2,2 persen hingga 3 persen.
Lalu, untuk suku bunga kredit, BRI menawarkan suku bunga kredit korporasi 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, kredit mikro 14 persen, KPR 7,25 persen, dan non-KPR 8,75 persen.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa terkait penawaran suku bunga, perseroan terus menyiapkan strategi yang tepat dalam memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi nasabahnya. “Namun, perseroan juga senantiasa mengkaji dampak dari tren kenaikan suku bunga acuan,” katanya.
BCA sendiri telah menarikan suku bunga depositonya secara bertahap sejak suku bunga acuan dari BI mengalami tren kenaikan. Saat ini suku bunga deposito valas di BCA berkisar 0,75 persen hingga 1,75 persen. Sementara itu, suku bunga deposito rupiah berkisar 2 persen sampai 2,10 persen.
Lalu, untuk suku bunga kredit, BCA masih mencatatkan suku bunga kredit korporasi 7,95 persen, kredit retail 8,20 persen, kredit KPR 7,20 persen, dan kredit non-KPR 5,96 persen.
Bank memang menawarkan suku bunga deposito dan kreditnya itu menyesuaikan dengan suku bunga acuan BI. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Desember 2022, suku bunga acuan naik 25 basis poin menjadi 5,50 persen. Besaran peningkatan itu juga terjadi pada suku bunga deposit facility yang menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility 6,25 persen.
Kenaikan suku bunga acuan itu menjadi yang kelima kalinya ditetapkan Bank Indonesia sejak Agustus 2022 secara beruntun hingga Desember 2022.