Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen (BMTP) membukukan rekor perolehan laba tertinggi sepanjang sejarah perusaahaan yakni mencapai Rp1,2 triliun atau tumbuh 86,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2022 lalu.
Catatan positif operasional bisnis Bank Mandiri Taspen tersebut tidak lepas dari kemampuan perusahaan menurunnya rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO).
Mengacu pada laporan keuangan Bank Mantap yang dimuat dalam Harian Bisnis Indonesia edisi Rabu (1/2/2023), BOPO Bank Mandiri Taspen tercatat turun 977 basis poin (bps) secara tahunan.
Lebih rinci, pada kuartal IV/2021 BOPO BMTP sebesar 81,41persen dan menurun menjadi 71,64 persen pada kuartal IV/2022.
Alhasil, laba bersih dapat terpacu tumbuh 86,8 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun pada Desember 2022 dari sebelumnya sebesar Rp645,67 miliar pada Desember 2021.
Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber P. Sinaga menjelaskan pertumbuhan laba tersebut didorong oleh sejumlah inisiatif yang dilakukan perusahaan.
Baca Juga
"Perbaikan struktur pendanaan melalui peningkatan customer based, khususnya nasabah retail sehingga beban bunga dapat ditekan dengan pertumbuhan di kisaran 6 persenn yoy," pungkasnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu, dikutip Rabu (1/2/2023).
Di samping itu, BMTP mencatatkan peningkatan tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) menjadi 3,21 persen pada kuartal IV/2022 atau naik 117 basis poin (bps) dari 2,04 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) tercatat mencapai 27,55 persen hingga Desember 2022 atau naik 981 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu di angka 17,74 persen.
Dari sisi kredit, perseroan juga catatkan pertumbuhan sebesar 17,73 persen yoy menjadi Rp36,91 triliun hingga Desember 2022 dari sebelumnya sebesar Rp31,35 triliun pada Desember 2021.
"Ekspansi kredit yang persisten di segmen pensiunan, mendorong kredit tumbuh di 18 persen, sehingga pendapatan bunga tumbuh 16,3 persen yoy," pungkas Elmamber.
Pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti oleh pertumbuhan kualitas kredit Bank Mandiri Taspen sepanjang 2022 yang dilaporkan tetap terjaga.
Hal tersebut terindikasi dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada level 0,75 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bank membukukan NPL gross pada level 0,75 persen dan NPL nett 0,2 persen pada Desember 2021.
Elmamber menjelaskan, rasio NPL yang tetap terjaga tersebut merupakan buah dari upaya perbaikan proses akuisisi yang mengedepankan aspek prudential banking serta mnegedepankan perbaikan proses dan aktivitas yang mendorong efisiensi.
Sementara himpunan dana pihak ketiga (DPK) BMTP sepanjang 2022 juga tercatat tumbuh 19,15 persen menjadi Rp40,66 triliun dari Rp34,12 triliun pada tahun sebelumnya.
Pertumbuhan DPK utamanya ditopang oleh himpunan giro yang tumbuh mencapai 490 persen dari Rp150,97 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp891,16 miliar pada Desember 2022. Untuk tabungan dan deposito masing-masing tumbuh 19,68 persen dan 16,43 persen menjadi Rp7,9 trilun dan Rp31,87 triliun sepanjang 2022.
Sementara pada tahun 2023, Bank Mandiri Taspen menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15 persen atau mencapai Rp41,6 triliun. Target pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 10 hingga 12 persen.
Berkenaan dengan hal tersebut, manajemen menjelaskan akan melakukan pengumpulan dana masyarakat atau DPK mencapai Rp 45,7 triliun, naik 17 persen yoy.
Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Elmamber juga turut menyampaikan sejumlah strategi yang akan dipilih perseroan.
Pertama, perusahaan akan mengakselerasi inovasi layanan finansial secara digital. Pengembangan layanan berbasis IT ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru yang signifikan.
Selanjutnya, dalam upaya memperbesar pangsa kredit dan funding, Bank Mantap ke depan akan berkolaborasi dengan sejumlah pihak, utamanya dengan Bank Mandiri, selaku induk usaha.
“Kolaborasi dengan pihak lain, terutama kerja sama referral funding dengan Bank Mandiri, diharapkan dapat menekan biaya dana, serta likuiditas kami dapat dikelola dengan baik," tutur Elmamber dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.