Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Nilai Belanja Teknologi Maybank (BNII) di Tengah Kabar Serangan Siber ke Sektor Keuangan

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) meningkatkan belanja teknologi di tengah meningkatnya kerawanan serangan hacker ke sektor keuangan.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin atm milik PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) di Jakarta belum lama ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin atm milik PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) di Jakarta belum lama ini. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk teknologi informasi (IT) termasuk keamanan siber hingga Rp2 triliun. Belanja jumbo ini sebagai antisipasi meningkatnya serangan dari hacker ke sektor perbankan dan keuangan.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan pihaknya mengalokasikan capex IT jumbo itu sejak 2021. Penggunaan dananya dalam jangka waktu tiga tahun atau sampai 2024.

"Capex IT kisaran Rp1 triliun hingga Rp2 triliun," kata Taswin dalam paparan publik pada Selasa (23/5/2023) di Jakarta.

Sejauh ini, realisasi capex IT Maybank telah mencapai 60 persen hingga 70 persen. Pemanfaatannya yakni untuk modernisasi perangkat IT hingga keamanan siber.

Ia mengatakan Maybank Indonesia menyiapkan capex IT karena menganggap perkembangan digital menjadi keniscayaan di industri perbankan. Sedangkan, transformasi digital mesti diimbangi dengan keamanan.

"Terkait security, kami ikuti best practices. Ini juga sebagai tujuan utama dalam keseluruhan sistem di Maybank Indonesia," ujarnya.

Direktur Informasi dan Teknologi Maybank Indonesia Bambang Andri Irawan mengatakan belanja IT juga difokuskan pada peremajaan perangkat. "Semuanya wujud komitmen sediakan layanan perbankan yang nyaman dan aman kepada nasabah," ujarnya.

Layanan digital di Maybank Indonesia sendiri tumbuh pada kuartal I/2023. Maybank mempunyai platform digital bernama Maybank2U (M2U) yang menyasar nasabah perseorangan dan Maybank2E (M2E) untuk nasabah korporasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Nilai transaksi M2U tumbuh 22 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I/2023 menjadi lebih dari Rp26 triliun. Frekuensi transaksi keuangan M2U tumbuh 16 persen yoy menjadi lebih dari 4,8 juta kali per kuartal I/2023.

Ada lebih dari 40.000 rekening tabungan telah dibuka secara digital melalui M2U pada kuartal I/2023. Kemudian, volume pendanaan melalui M2U mencapai lebih dari Rp6,3 triliun dan tumbuh 23 persen yoy per kuartal I/2023. 

Di M2E, nilai transaksi hingga tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp181,92 triliun, tumbuh 1,4 persen yoy. Saldo rata-rata giro pada kuartal I/2023 tercatat sebesar Rp25,4 triliun, tumbuh 15,5 persen yoy.

Sebagaimana diketahui, sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang rawan terkena serangan siber. Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan perbankan merupakan salah satu target favorit dari aktivitas serangan siber. 

"Serangan kepada sistem perbankan ini biasanya memiliki tujuan keuntungan finansial, pencurian identitas, data intelektual, pemerasan sampai aksi spionase yang dibiayai oleh negara," katanya kepada Bisnis.

Menurutnya, banyak metode serangan yang digunakan oleh pelaku serangan siber mengarah kepada perbankan seperti serangan distributed denial-of-service (DDoS), serangan phishing, ransomware, hingga malware.

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya juga mengatakan sektor perbankan memang kerap kali menjadi sasaran utama serangan siber. "Motivasi utama dari serangan siber adalah ujung-ujungnya uang," ujar Alfons kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data dari Checkpoint Research 2022, sektor jasa keuangan termasuk perbankan mendapatkan 1.131 kali serangan siber setiap pekannya. Sementara, data International Monetary Fund (IMF) pada 2020 menyebutkan total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber di sektor jasa keuangan secara global mencapai sekitar US$100 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper