Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melihat Alasan Fitch Menarik Rating BUMN Reasuransi Indonesia Re, Persoalkan RBC

Lembaga pemeringkat asing Fitch Ratings mengumumkan menarik peringkat raksasa reasuransi pelat merah PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re.
Logo Indonesia RE
Logo Indonesia RE

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat asing Fitch Ratings mengumumkan menarik peringkat raksasa reasuransi pelat merah PT Reasuransi Indonesia Utama atau Indonesia Re. Secara bersamaan, Fitch mempertahankan Rating Watch Negative (RWN) pada peringkat Insurer Financial Strength (IFS) di ‘B’ dan peringkat National IFS di ‘BBB(idn)’

Dikutip dari laman resmi Fitch, Selasa (6/6/2023) penarikan peringkat dan mempertahan Rating Watch Negative (RWN) mencerminkan penyangga modal regulasi yang tipis serta kinerja underwriting yang lemah. Lembaga ini menyebut sorotan underwriting terutama kepada bisnis bisnis jiwa dan kredit, serta volatilitas cadangan yang dimiliki Indonesia Re.

RWN mencerminkan risiko penurunan jangka pendek yang tinggi terhadap peringkat sehubungan dengan kapitalisasi yang lemah. 

"Menyusul ditariknya peringkat-peringkat Indonesia Re, Fitch tidak akan lagi menyediakan Skor Relevansi ESG untuk perusahaan," tulis Fitch dalam pengumumannya. 

Sedangkan untuk peringkat IFS Nasional ‘BBB’, Indonesia Re diyakini memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis terhadap semua kewajiban atau penerbit lain.

Keputusan Fitch menarik rating Indonesia Re sendiri disebutkan karena tipisnya modal yang dimiliki perusahaan. Disebutkan rasio kapital berbasis risiko (risk based capital/RBC) Indonesia Re pada akhir 2022 mencapai 131 persen. Capaian ini disebut hanya sedikit di atas yang dipersyaratkan regulasi 120 persen. Kondisi RBC Indonesia Re sendiri menurun dari capaian 145 persen pada akhir 2021. Penurun RBC sendiri mencerminkan penambahan cadangan dan rugi bersih.

"Rasio menurun lagi ke 121 persen berdasarkan laporan keuangan 1Q23," jelas Fitch.

Dalam risetnya, disebutkan Indonesia Re tengah mengharapkan menerima injeksi modal dari pemerintah. Aksi korporasi itu diperkirakan baru terlaksana pada kuarta III/2023. 

Dari sisi pencadangan, Indonesia Re mencatatkan volatilitas yang tinggi. Premi perusahaan untuk bisnis asuransi kredit umum turun sebesar 19 persen pada tahun 2022 (2021: -36 persen), tapi cadangan klaim neto naik sebesar 16 persen (2021: 57 persen). Pada saat yang sama, premi bisnis jiwa turun sebesar 16 persen (2021: -2 perse) dengan cadangan klaim neto turun sebesar 77% (2021: naik sebesar 287 persen). 

Fitch juga menilai kinerja underwriting Indonesia Re lemah. Pasalnya meski kerugian underwriting Indonesia Re mengecil pada 2022, tercatat terjadi kerugian dari bisnis asuransi kredit dan kebakaran. Kondisi yang menghasilkan rasio gabungan sebesar 103 persen (2021: 111%), dengan rata-rata 3 tahun rasio gabungan sebesar 106 persen.

"Rasio kerugian dari bisnis asuransi kredit tetap tinggi di 163 persen pada tahun 2022 (2021: 146 persen). Selain itu, bisnis jiwa, yang menyumbang sekitar 31 persen dari total premi pada tahun 2022 (2021: 33 persen), menunjukkan klaim mortalitas yang lebih tinggi dan berhubungan dengan medis pada tahun 2021 karena pandemi Covid-19," tulis Fitch yang menjadi dasar penarikan rating. 

Perusahaan pemeringkat ini juga menyoroti persoalan perpajakan sebesar Rp291 miliar yang belum selesai.

"Kami memeringkat profil perusahaan Indonesia Re sebagai ‘Moderate’ berdasarkan profil bisnis yang ‘Moderate’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Less Favourable’, dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya," tulis riset yang dipimpin Kanishka de Silv itu lebih lajut. 

Penerapan status ‘Less Favourable’ sendiri disebutkan karena transparansi keuangan secara historis tertinggal dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya.

Terkait peringkat Indonesia Re oleh Fitch tersebut, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan akan memberikan keterangan resmi. 

“Kita nanti akan keluarkan statement," kata Benny menolak memberi keterangan lebih jauh kepada Bisnis, Senin (5/6/2023). 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper