Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbanas Ungkap Tantangan dan Peluang Ekonomi Hijau di Indonesia

Perbanas menyampaikan sejumlah tantangan dan peluang penerapan ekonomi hijau di Indonesia. Apa saja?
Direktur Kepatuhan BRI sekaligus Anggota Perbanas Bidang Pengembangan Hukum&ESG Ahmad Solichin Lutfiyanto memberikan paparan secara daring saat Bisnis Indonesia Green Economy Forum 2023 di Jakarta, Selasa (6/6/2023). Bisnis/Abdurachman
Direktur Kepatuhan BRI sekaligus Anggota Perbanas Bidang Pengembangan Hukum&ESG Ahmad Solichin Lutfiyanto memberikan paparan secara daring saat Bisnis Indonesia Green Economy Forum 2023 di Jakarta, Selasa (6/6/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor jasa keuangan memiliki peran penting dalam mewujudkan konsep ekonomi hijau. Di tengah masa transisi, Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai bahwa terdapat sejumlah tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh sektor jasa keuangan khususnya industri perbankan.

Achmad Solichin Lutfiyanto selaku Direktur Kepatuhan BRI sekaligus Anggota Perbanas menuturkan bahwa urgensi implementasi konsep ekonomi hijau kian tinggi seiring dengan meningkatnya sejumlah isu yang menyangkut permasalahan lingkungan.

"[Mengacu pada data] World Economic Forum pada tahun 2023, kita lihat sepuluh besar global risk itu terkait isu lingkungan. Jadi, sekali lagi kenapa ini menjadi penting karena 6 dari 10 menyangkut isu lingkungan," jelasnya dalam agenda Green Economy Forum yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, Selasa (6/6/2023).

Apabila hal tersebut tak mendapat penanganan khusus, Solichin menambahkan, hal itu dipercaya akan menimbulkan perburukan kualitas alam dan mengundang munculnya pandemi yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Di sinilah peran penting industri jasa keuangan dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Sebetulnya, konsep ekonomi hijau bukanlah frasa baru dalam sektor industri jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan telah mengeluarkan regulasi mengenai penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik yang tertuang pada POJK 51/2017.

Namun, Solichin menekankan hingga saat ini implementasinya masih berada pada level minimum. "Kalau kita lihat portofolio, dari total hampir Rp1.290 triliun sustainable finance itu porsi green project dari 4 bank besar [BRI, Bank Mandiri, BCA, dan BNI] jumlahnya hanya Rp326 triliun," tegasnya.

Bukan tanpa alasan, Perbanas menilai bahwa perlambatan akselerasi progres dalam mewujudkan konsep ekonomi hijau itu dikarenakan oleh sempitnya peluang bagi industri jasa keuangan RI menyalurkan pembiayaan green project.

Tak melulu faktor internal, faktor geografis juga dinilai menjadi salah satu hal yang menghambat RI dalam menerapkan konsep ekonomi hijau.

"Kalau kita bicara pembiayaan energi terbarukan, misal kita mau implementasi listrik tenaga baru, Indonesia sebagai negara tropis kan anginnya tidak sebesar di negara 4 musim. Kemudian kalau kita bicara tenaga surya, itu juga jadi kendala karena kita hanya punya dua musim, summer [musim panas] tidak selama di Eropa. Itu menjadi concern bagi Indonesia sebagai tropical country," paparnya.

Namun demikian, Solichin menambahkan, bukan tidak mungkin suksesi implementasi konsep green economy dapat digalakan. Kerja sama antar seluruh stakeholder dipercaya menjadi kunci utama.

Di tambah lagi, komitmen serius Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon dinilai dapat menjadi batu loncatan yang dapat memacu laju potensi pertumbuhan pembiayaan hijau ke depan.

"Sehingga poinnya terakhir, kalau kita ingin pembiayaan green project makin cepat, mari kita dukung agar nanti kalau bank mau menerbitkan green bond itu bisa mendapatkan special interest dan dapat diskon tidak harga premium," pungkasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper