Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Gandeng IFC Terbitkan Obligasi Hijau Rp7,4 Triliun

PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) berkerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) akan menerbitkan obligasi sosial dan obligasi hijau US$500 juta.
Nasabah menggunakan aplikasi Jenius, bank digital milik BTPN / Bisnis-Feni Freycinetia
Nasabah menggunakan aplikasi Jenius, bank digital milik BTPN / Bisnis-Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) berkerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) akan menerbitkan obligasi sosial dan obligasi hijau setara US$500 juta atau sekitar Rp7,48 triliun (kurs: Rp14.970).

Dalam kerja sama tersebut, IFC akan menginvestasikan dana hingga US$500 juta di BTPN yang terdiri dari penerbitan obligasi sosial dan obligasi hijau. Penerbitan obligasi ini akan menjadi yang pertama bagi BTPN.

Presiden Direktur Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan penerbitan obligasi itu merupakan upaya bank memperkuat komitmen mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya bisnis-bisnis yang digerakan oleh perempuan. Kemudian, penerbitan obligasi hijau menjadi salah satu dukungan aksi adaptasi terhadap perubahan iklim. 

"BTPN kemudian akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung 'transition plan' SMBC [Sumitomo Mitsui Banking Corporation] Group dalam mempromosikan keuangan berkelanjutan dan menyelaraskan pinjaman serta investasinya dengan target emisi net zero pada 2050," kata Henoch dalam keterangan tertulis pada Kamis (22/6/2023).

SMBC merupakan pemegang saham pengendali BTPN dengan porsi kepemilikan mencapai 92,43 persen.

Sementara itu, Direktur Pelaksana IFC Makhtar Diop mengatakan investasi tersebut tidak hanya akan mendorong pertumbuhan hijau, tapi juga akan meningkatkan akses terhadap keuangan yang vital untuk usaha kecil, khususnya yang dimiliki oleh perempuan.

Sebelum BTPN, beberapa bank juga tercatat gencar menerbitkan obligasi hijau atau green bond di Indonesia. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya berencana menerbitkan surat utang obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I tahap I 2023 atau green bond dengan target indikatif Rp5 triliun pada bulan ini.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah lebih dulu menggenjot pendanaan melalui green bond. Pada tahun lalu, BRI menerbitkan green bond senilai Rp5 triliun yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB). 

Gencarnya bank-bank menerbitkan obligasi hijau seiring dengan potensinya yang dinilai besar. Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, namun terbatasnya ketersediaan produk keuangan menjadi tantangan dalam pembiayaan iklim.

"Proyek-proyek hijau baru di Indonesia saya pikir memiliki potensi. Green bond sangat penting untuk pendanaan Indonesia dalam masa transisi hijau," kata Chief Investment Officer Southeast Asia, HSBC Private Banking and Wealth James Cheo.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menilai green bond masih cukup menarik khususnya bagi investor institusional. Menurutnya, keunggulan green bond terdapat pada persepsi risiko kredit yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obligasi konvensional. 

“Dengan risiko lingkungan yang bisa dimitigasi maka perusahaan penerbit green bond mendapat persepsi yang lebih baik dibanding peers,” ujar Bhima. 

Dari segi citra, penerbitan green bond juga bisa menambah nilai bagi perusahaan dan investor. “Green bond yang makin dominan dalam portofolio pembiayaan akan menjadikan kepercayaan investor makin meningkat,” kata Bhima.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper