Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jreng! Wamen BUMN Ungkap 4 Dapen Diinvestigasi Karena Terindikasi Korupsi

Kementeria BUMN menyebut empat dana pensiun pelat merah memiliki imbal hasil (yield) investasi di bawah 4 persen tengah diinvestigasi.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo./Bisnis-Nurul Hidayat
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara soal perkembangan 4 dana pensiun pelat merah yang memiliki imbal hasil (yield) investasi di bawah 4 persen.

Pasalnya, hingga saat ini Kejaksaan Agung (Kejagung) belum mendapat laporan terkait adanya indikasi korupsi yang terjadi di dapen BUMN selain PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.

Meski tidak menyebutkan daftar dapen yang dimaksud, Wakil BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih melakukan investigasi terhadap keempat dapen BUMN tersebut.

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan bahwa saat ini investigasi keempat dapen pelat merah itu dilakukan bersama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Jadi belum disampaikan ke Kejagung, karena kita lihat penyebabnya dulu, tapi yang sudah disampaikan ke Kejagung baru Pelindo,” kata Tiko saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (4/7/2023).

Sebelumnya, saat ditemui di Gedung DPR/MPR pada awal pekan Juni 2023, Tiko mengatakan ada 4 dapen BUMN yang akan segera diinvestigasi secara bertahap, setelah Pelindo.

“Ada 4 [dapen BUMN] yang di bawah 4 persen [yield] yang akan segera diinvestigasi, tapi saya belum bisa ngomong namanya, karena ekstrim ya kalau SBN [Surat Berharga Negara] 6 persen, masa hasil investasi cuma 2 persen? Kan nggak masuk akal, pasti ada sesuatu,” ujarnya.

Tiko menuturkan bahwa sebanyak 22 dapen BUMN memiliki rasio kecukupan dana (RKD) di bawah 100 persen. Rinciannya, 16 dari 22 dapen BUMN memiliki imbal hasil investasi di bawah 6 persen.

“Bahkan ada yang cuma 1 persen—2 persen [imbal hasil investasi], contohnya Pelindo kemarin,” ungkapnya.

Adapun, saat ini Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menghitung kekurangan pendanaan di tubuh dapen BUMN di kisaran Rp7 triliun-Rp15 triliun, namun diperkirakan kekurangan dana mencapai Rp12 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper