Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos OJK Lapor Penyusutan Restrukturisasi Kredit Covid-19 ke Jokowi, Bagaimana Sisanya di Perbankan?

Presiden Joko Widodo telah memanggil Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar ke Istana Negara diantaranya membahas terkait restrukturisasi kredit Covid-19.
Ilustrasi kredit. /Freepik
Ilustrasi kredit. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar ke Istana Negara diantaranya membahas terkait restrukturisasi kredit Covid-19 yang kian menyusut.

Mahendra mengatakan progres restrukturisasi kredit Covid-19 dari pekan ke pekan kian menurun. "Dari kacamata mereka yang memerlukan restrukturisasi juga menunjukkan bahwa program itu membawa hasil yang baik untuk penyehatan perusahaan-perusahaan atau debitur-debitur yang menjalankan program itu dengan bank-bank," katanya setelah dipanggil Jokowi ke Istana Presiden pada Senin (17/7/2023).

Sebagaimana diketahui, program restrukturisasi kredit Covid-19 diluncurkan pada 16 Maret 2020. Pada akhir Desember 2020, nilai restrukturisasi kredit Covid-19 mencapai Rp971 triliun dengan total 7,6 juta debitur atau sekitar 18 persen dari total kredit perbankan. 

“Ya, pada saat tertentu hampir Rp900 triliun. Sekarang besarannya di sekitar Rp350 triliun,” kata Mahendra.

Berdasarkan data dari OJK, nilai kredit restrukturisasi Covid-19 semakin susut menjadi Rp372,07 triliun jelang paruh pertama tahun ini atau per Mei 2023. Sisa kredit restrukturisasi Covid-19 itu susut 13,98 triliun dalam sebulan dibandingkan April 2023 yang mencapai Rp386,03 triliun. 

Dalam lima bulan, kredit restrukturisasi ini susut Ro97,08 triliun dibandingkan Desember 2023 yang mencapai Rp469,15 triliun. 

"Jumlah nasabah juga turun 100.000 dalam sebulan menjadi tinggal 1,64 juta nasabah," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK pada awal bulan ini (4/7/2023).

Sementara itu, OJK telah memperpanjang restrukturisasi Covid-19 secara terbatas, yakni kepada tiga segmen dan wilayah tertentu saja hingga Maret 2024.

Tiga segmen yang diperpanjang restrukturisasinya adalah UMKM, penyediaan akomodasi dan makan-minum, serta beberapa industri yang menyediakan lapangan kerja besar. Sementara, berdasarkan wilayah, OJK masih mempertimbangkan bahwa Provinsi Bali belum pulih sepenuhnya dari Covid-19.

Di perbankan, angka outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 juga telah menyusut. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mencatatkan sisa kredit restrukturisasi Rp99,8 triliun per Maret 2023 atau 9,4 persen dari total kredit.

Kredit restrukturisasi Covid-19 itu turun dari outstanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp144,3 triliun atau 14,8 persen dari total kredit.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan penyusutan kredit restrukturisasi Covid-19 di BRI terjadi karena kondisi keuangan nasabah yang telah pulih dari kendala selama pandemi Covid-19.

"Penurunan terjadi karena banyak nasabah yang berhasil melakukan pembayaran," katanya beberapa waktu lalu.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI mencatatkan portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 hingga akhir kuartal I/2023 tersisa Rp45,8 triliun atau 7,3 persen dari total kredit. Angkanya turun dari kuartal I/2022 yang masih mencapai 12 persen dari total kredit. 

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih. 

“Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” kata Novita.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper