Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semua Bank Umum Kini Bermodal Rp3 Triliun, Cuma Satu Turun 'Kasta' jadi BPR

Dalam Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020, bank umum nasional diwajibkan memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2022.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan semua bank umum nasional telah memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun dan membuat permodalan kian tebal. Bank-bank pun kian mantap untuk mengembangkan bisnisnya, di antaranya terkait dengan infrastruktur digital. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan dalam Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, bank umum nasional diwajibkan memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun. Lalu, hingga batas waktu yang telah ditentukan untuk bank umum, yakni 31 Desember 2022, semua bank telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun. 

Hanya PT Prima Master Bank yang diketahui belum memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun hingga batas waktu yang sudah ditentukan. Alhasil, bank itu turun kasta jadi bank perkreditan rakyat (BPR).

Dengan pemenuhan aturan itu, bank pun mampu mempertebal modalnya. Kemudian, setelah modal tebal, bank-bank ini pun bisa menggenjot bisnisnya.

"Berdasarkan pengamatan kita, implikasi pemenuhan modal ini bantu kegiatan usaha sesuai RBB [rencana bisnis bank], terutama bagi capex [capital expenditure] dan pengembangan infrastruktur," ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan OJK pada Senin (9/10/2023).

Khusus bagi capex dan pengembangan infrastruktur, OJK memang mendorong bank untuk memperkuat digitalisasi. "Apalagi biaya digital tidak sedikit. Modal inti dasarnya jalankan bisnis sesuai perkembangan bisnis sekarang yang dinamis dan kebutuhan bank yang beragam," kata Dian.

Selain itu bank membutuhkan SDM IT. "Kami akan pantau terus. Kesimpulan saat ini, kinerja bank-bank itu dalam kondisi baik," tutur Dian.

Pada akhir tahun lalu, bank-bank terutama bank kecil atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) I memang berbondong-bondong memenuhi aturan modal inti melalui sejumlah cara. PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) dan PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) misalnya memenuhi ketentuan modal inti melalui penyerapan dana segar hasil rights issue.

PT Bank Capital Tbk. (BACA) memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun setelah menggelar private placement. Lalu PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) mengumumkan pemenuhan modal inti Rp3 triliun setelah transaksi divestasi PT Bank Victoria Syariah selesai digelar.

Kemudian, pada tahun ini bank-bank kecil itu pun meraup hasil dengan mencatatkan kinerja keuangan moncer tahun ini. Bank Oke misalnya mencatatkan pertumbuhan laba pesat 122,76 persen atau dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp11,45 miliar pada semester I/2023.

Bank Capital mencatatkan pertumbuhan laba bersih 124,81 persen atau lebih dari dua kali lipat yoy menjadi Rp20,75 miliar pada semester I/2023.

Bank kecil milik taipan Anthony Salim, Bank Ina juga mencatatkan pertumbuhan laba dua kali lipat atau 117,97 persen yoy menjadi Rp115,31 miliar pada paruh pertama 2023.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan modal yang jadi lebih tebal setelah pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun tahun lalu memang menjadi faktor pendorong kinerja bank-bank kecil itu.

"Penambahan modal inti itu dipergunakan untuk ekspansi bisnis salah satunya. Dengan ekspansi mengarah kepada kualitas aset produktif yang menguntungkan, laba bisa bertumbuh," katanya kepada Bisnis pada bulan lalu (8/9/2023).

Ekspansi bisnis juga tidak hanya dimanfaatkan untuk aset produktif yang menjadi core bisnis bank dari sisi kredit, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk instrumen lain. "Apalagi sekarang dengan skema KBMI, bank-bank yang masuk KBMI I dan II itu tidak ada pembatasan ekspansi," kata Amin.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper