Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citibank dan Standard Chartered Jual Bisnis Konsumer, OJK Ungkap Dampak Positifnya

OJK angkat suara soal aksi penjualan bisnis konsumer di Indonesia oleh bank asing, seperti Citibank dan Standard Chartered.
Ilustrasi kartu kredit/Bisnis
Ilustrasi kartu kredit/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank asing seperti Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) dan Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menjual lini bisnis ritel konsumer mereka di Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun angkat suara soal aksi korporasi itu.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK pada dasarnya menyambut baik aksi korporasi yang dilakukan secara business to business tersebut. Khusus untuk SCBI dan Citi Indonesia, OJK menilai penjualan lini bisnisnya itu malah bisa meningkatkan kemampuan intermediasi bank.

"Bank dapat lebih fokus dalam meningkatkan fungsi intermediasi melalui penyaluran kredit yang lebih berdaya saing dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujarnya dalam jawaban tertulis pada Jumat (24/11/2023).

Dia menilai eksposur dari bank asing saat ini memang kecil di industri perbankan. Mengacu data OJK per Agustus 2023, bank asing atau kantor cabang bank luar negeri hanya mempunyai pangsa aset 4,78% di industri perbankan Indonesia. Total aset bank asing itu mencapai Rp529,02 triliun. 

Adapun, pangsa kredit yang dimiliki bank asing hanya mencapai 2,5% dari keseluruhan kredit yang disalurkan industri perbankan Tanah Air. Total, bank asing telah menyalurkan kredit Rp170,21 triliun pada Agustus 2023.

Begitu juga dari sisi pendanaan, bank asing hanya mampu meraup 3,07% dana pihak ketiga (DPK) dari keseluruhan simpanan nasabah di bank. Total DPK yang diraup bank asing mencapai Rp248,67 triliun.

"Aksi korporasi kemudian diharapkan dapat menjadi katalis penguatan dan peningkatan daya saing perbankan nasional," ujar Dian.

Sebelumnya. Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan aksi penjualan lini bisnis ritel konsumer akan mengubah arah bisnis bank asing di Indonesia ke depan.

"Segmen komersial dan korporasi milik bank asing akan lebih berkembang, termasuk institutional banking. Kemudian, karena mereka [bank asing] akan fokus di bisnis tersebut, jadinya bisa prospektif dan menyaingi bisnis [institutional banking] bank dalam negeri," tutur Amin.

Pengamat Ekonomi dan Perbankan Binus University Doddy Ariefianto juga mengatakan arah bisnis bank asing akan lebih menyasar lini bisnis institutional banking.

"Bisnis seperti wealth management bagi bank asing itu bisa menjadi daya tarung khusus. Bisnis ini bisa membuka akses investasi di luar negeri. Kemampuan advisori yang menjadi alat bisnis wealth management dari bank asing juga lebih baik," katanya kepada Bisnis.

Sebagaimana diketahui, sejumlah bank asing telah menyerah mengolah bisnis konsumer di Indonesia dengan cara menjualnya. SCBI misalnya menjual lini bisnis konsumernya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Bisnis konsumer yang dijual SCBI ke Bank Danamon antara lain portofolio konvensional kartu kredit, kredit perorangan (personal loan), kredit pemilikan rumah (mortgage), dan auto loan.

Untuk saat ini, pengalihan bisnis konsumer dari SCBI ke Bank Danamon masih dalam proses. “Masih progres, di bulan Desember kami eksekusinya, sebelum akhir tahun,” kata Wakil Presiden Direktur Bank Danamon Indonesia Hafid Hadeli pada akhir pekan lalu, Sabtu (18/11/2023). 

Cluster Chief Executive Officer Indonesia and Asean Markets Standard Chartered Andrew Chia sempat menyebut bahwa penjualan lini bisnis konsumer SCBI itu merupakan bagian dari pembaruan strategi perusahaan pada 2021.

Strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk fokus pada penyediaan produk wealth management dan deposito yang inovatif kepada nasabah prioritas. 

Selain itu, langkah itu juga mempercepat agenda digitalisasi untuk melayani nasabah mass retail, dan terus mengembangkan bisnis corporate, commercial and institutional banking (CCIB).

Sementara Citibank telah merampungkan penjualan bisnis consumer banking kepada UOB Indonesia. Lini bisnis konsumer yang dijual mencakup bisnis perbankan ritel, kartu kredit, dan pinjaman tanpa agunan, serta perpindahan karyawan. 

Tak hanya di Indonesia, Citi juga menjual lini bisnis konsumernya itu ke UOB di tiga negara lainnya, yakni Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Citi dan UOB pertama kali mengumumkan transaksi penjualan bisnis konsumer pada Januari 2022. Penjualan di Malaysia dan Thailand telah selesai pada tanggal 1 November 2022. Kemudian disusul di Vietnam yang rampung pada 1 Maret 2023.

Di Indonesia, pengalihan atas bisnis consumer banking Citi Indonesia kepada UOB Indonesia berlaku efektif pada Sabtu, 18 November 2023.

Citi Country Officer untuk Indonesia Batara Sianturi mengatakan penjualan lini bisnis konsumer merupakan bagian dari strategi Citigroup. Adapun, dengan penjualan lini bisnis konsumernya, Citibank akan fokus untuk melayani para klien institusional di Indonesia baik secara lokal, regional, maupun global.

"Kami fokus untuk mengembangkan bisnis institusional Citi di Indonesia, melayani klien di pasar, secara regional dan global melalui jaringan kami untuk mendukung kebutuhan lintas batas," kata Batara. 

Selain SCBI dan Citibank, Bank ANZ Indonesia juga telah melepas divisi retail mereka ke PT Bank DBS Indonesia pada 2018.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper