Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Standard Chartered Beberkan Strategi Perkuat Bisnis di Indonesia

Standard Chartered Indonesia memperkuat bisnis dengan fokus pada proyek pembangunan nasional dan transisi hijau, serta usaha mikro melalui kemitraan fintech.
Standard Chartered Plc./Bloomberg-Lam Yik
Standard Chartered Plc./Bloomberg-Lam Yik
Ringkasan Berita
  • Standard Chartered Indonesia memperkuat bisnis dengan fokus pada pembiayaan proyek pembangunan nasional dan transisi hijau, terutama melalui segmen corporate & institutional banking.
  • Bank ini menawarkan solusi pembiayaan ESG, green loans, dan layanan keuangan customized, serta memanfaatkan jaringan global untuk menarik investasi asing ke Indonesia.
  • Standard Chartered juga menjangkau usaha mikro dengan target penyaluran pembiayaan Rp2 triliun, termasuk dukungan kepada 400.000 pelaku usaha mikro perempuan melalui kerja sama dengan platform fintech.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Standard Chartered Indonesia membeberkan strategi untuk memperkuat eksistensinya di pasar strategis seperti Indonesia, sekaligus mendorong pembiayaan pada proyek-proyek prioritas pembangunan nasional. 

Strategi ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang bank global tersebut untuk memperkuat posisi, sekaligus mendukung proyek-proyek pembangunan nasional, dan agenda transisi hijau pemerintah.

CEO Standard Chartered Indonesia Donny Donosepoetro menjelaskan bahwa lebih dari 80% portofolio pembiayaan bank saat ini disalurkan melalui segmen corporate & institutional banking (CIB), yang melayani perusahaan besar lokal, BUMN, institusi keuangan, hingga anak usaha perusahaan multinasional.

“Dalam mendorong pertumbuhan penyaluran kredit di segmen tersebut, kami menargetkan sektor-sektor strategis yang sejalan dengan agenda pembangunan nasional dan prioritas investasi pemerintah Indonesia,” ujar Donny kepada Bisnis, dikutip Minggu (27/7/2025).

Donny membeberkan Standard Chartered Indonesia menyiapkan beragam solusi mulai dari pembiayaan ESG (environmental, social, governance), green loans, hedging, hingga advisory lintas batas dan akses pasar modal di tengah meningkatnya permintaan korporasi terhadap layanan keuangan yang lebih kompleks dan customized.  

Dia juga mengungkapkan perusahaan juga memanfaatkan kekuatan jaringan globalnya di 53 negara dan posisinya sebagai super-connector bagi aliran investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia. Hal ini untuk menghubungkan aliran investasi asing ke Indonesia dan mendukung ekspansi regional klien-klien lokal. “Peran ini semakin relevan di tengah meningkatnya minat investor asing terhadap proyek-proyek strategis di Indonesia,” imbuh Donny.

Tidak hanya fokus pada korporasi besar, Donny menyampaikan Standard Chartered juga mulai menjangkau pelaku usaha mikro. Bank menargetkan penyaluran pembiayaan senilai Rp2 triliun dalam tahun pertama kerja sama dengan platform fintech seperti Amartha. 

Adapun, dengan sasaran 400.000 pelaku usaha mikro perempuan dan kini lebih dari Rp700 miliar telah disalurkan kepada 90.000 pengusaha mikro perempuan.

Langkah serupa juga dilakukan lewat penyaluran kredit sebesar Rp385 miliar ke PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK), yang diproyeksikan menjangkau 128.000 perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah.

Dalam menghadapi persaingan ketat di pasar korporasi, lanjut Donny, Standard Chartered mengandalkan pendekatan jangka panjang dengan model kemitraan klien yang mendalam dan spesifik sektor, diferensiasi layanan ESG, serta optimalisasi jaringan global untuk mendukung ekspansi outbound maupun inbound investment.

Beberapa proyek yang telah didukung pada pembiayaan sektor energi terbarukan, transisi energi dan infrastruktur hijau seperti Cirata Floating Solar PV. Lalu ada pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara, serta proyek Saguling Floating Solar PV yang menjadi bagian dari kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.

Selain energi bersih, sektor prioritas lainnya mencakup pembangunan infrastruktur transportasi dan kawasan industri, digitalisasi ekonomi melalui dukungan pada sektor fintech dan teknologi, ketahanan pangan dan pertanian, serta industri kesehatan dan farmasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro