Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Salurkan Pembiayaan UMi Rp35,06 Triliun

Pusat Investasi Pemerintah (PIP) telah menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) Rp35,06 Triliun hingga 4 Desember 2023 (ytd).
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ismed Saputra (kiri) menyampaikan paparan disaksikan Direktur Pemberitaan dan Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan PIP ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (5/12/2023). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ismed Saputra (kiri) menyampaikan paparan disaksikan Direktur Pemberitaan dan Produksi sekaligus Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin saat kunjungan PIP ke redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (5/12/2023). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp35,06 triliun hingga Selasa, (4/12/2023).

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah Ismed Saputra mengatakan total nasabah yang sudah menerima pembiayaan UMi sejak awal berdiri hingga saat ini mencapai 9,48 juta debitur.

“PIP mengelola Rp10 triliun mulai 2021. Total penyaluran dana UMi saat ini sudah mencapai Rp35,06 triliun atau sudah 3 kali lipat dari dana yang sudah ada,” ujar Ismed saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia, Selasa (5/12/2023).

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan catatan pada Desember 2022 (year-on-year/yoy), yakni Rp24 triliun kepada lebih dari 6,9 juta penerima. 

Berdasarkan data PIP, capaian pembiayaan UMi yang tertinggi di pulau Jawa dengan Rp21,7 triliun yang diterima oleh 6,06 juta debitur. Posisi kedua ditempati oleh Pulau Sumatra sebesar Rp8,5 triliun atau yang diterima oleh 2,16 juta debitur.

Lebih lanjut, wilayah Bali Nusra mencatat penyaluran Rp1,94 triliun kepada 518.240 debitur,  Pulau Sulawesi Rp2,27 triliun untuk 591.800 debitur, Pulau Kalimantan Rp752 miliar untuk 193.100 debitur, dan Maluku Papua Rp129,16 miliar yang diterima untuk 31.120 debitur.

Ismed mengatakan debitur UMi yang berulang mencapai 2,2 juta debitur. Menurutnya, debitur berulang sah-sah saja lantaran jumlah pinjamannya memang tidak terlalu besar, yakni sekitar Rp2 juta-Rp5 juta. 

“Rata rata yang pinjaman R2 juta-Rp2,5 juta itu untuk bertahan hidup, apakah misalnya jual cilok dan sebagainya.  Kami juga menilai hal itu tak bisa dilarang, kalau habis minjam juga nanti lanjut minjam lagi. Itu yang membuat data 2 juta [debitur] berulang, sah sah saja kalau ada yang minjam,” jelasnya.

Syarat penerima UMi, lanjut Ismed cukup dengan memiliki NIK (KTP elektronik) dan tidak sedang menerima kredit program pemerintah atau KUR.

Sementara itu, penyalur UMi adalah lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang memenuhi kriteria, berpengalaman pembiayaan UMKM minimal dua tahun, sehat dan berkinerja baik, serta terkoneksi dengan SIKP UMi.

Terkait kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), Ismed menuturkan debitur UMi yang bermasalah sangat sedikit. Pasalnya, kata dia, debitur yang bermasalah biasanya karena sakit, meninggal dunia, atau usahanya tutup secara tiba-tiba. 

"Kalau sekarang NPL UMi sendiri masih jauh di bawah 5%. Batas [NPL UMi] kita 5% begitu menyentuh 5% itu muncul warning. Pernah kejadian di atas 5% pasca pandemi Covid-19, makanya langsung restrukturisasi. [NPL UMi] Sekarang sudah di bawah 5%," ungkapnya. 

Sementara itu, apabila ditilik dalam kurun tujuh tahun terakhir, tepatnya pada 2017–2022, rasio NPL Pusat Investasi Pemerintah (PIP) berada di bawah 1%.

Perinciannya, NPL PIP pada 2017–2019 berada di level 0%, sebesar 0,03% pada 2020, lalu sebesar 0,03% pada 2021, dan 0% pada posisi 2022.

Selain menyalurkan pembiayaan ultra mikro (UMi), PIP juga mendorong kelembagaan LKBB (LKM dan koperasi) untuk melakukan pendampingan sebagai bentuk pengembangan usaha mikro.

Berdasarkan data PIP, pembiayaan UMi sudah menjangkau 509 kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, PIP juga menggandeng 79 Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai penyalur pembiayaan UMi. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper