Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Bank Bangkrut di Indonesia dalam Lima Tahun Terakhir, Terbanyak pada 2019

Mengacu data LPS yang diolah Bisnis, setidaknya terdapat 31 bank bangkrut di Indonesia sejak 2019 hingga awal 2024.
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik
Ilustrasi bank bangkrut./ Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Terdapat satu bank bangkrut di Tanah Air pada awal 2024, yakni Koperasi BPR Wijaya Kusuma dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank tersebut menambah deretan bank bangkrut dalam lima tahun terakhir.

BPR Wijaya Kusuma dicabut izin usahanya oleh OJK melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-1/D.03/2024 tanggal 4 Januari 2024 tentang Pencabutan Izin Usaha Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Wijaya Kusuma. Sebelumnya, bank tersebut mengalami masalah tata kelola dan berstatus bank dalam penyehatan serta bank dalam resolusi.

Dengan pencabutan izin usaha ini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pun menjalankan fungsi penjaminan dan melakukan proses likuidasi.

"OJK mengimbau nasabah BPR agar tetap tenang karena dana masyarakat di perbankan termasuk BPR dijamin LPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tulis OJK dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (4/12/2023).

Dengan bangkrutnya BPR Wijaya Kusuma pada awal 2024, maka jumlah bank bangkrut di Tanah Air bertambah menjadi sekitar 123 bank sejak 2005, di mana hampir semuanya merupakan BPR.

Sementara, mengacu data LPS yang diolah Bisnis, setidaknya terdapat 31 bank yang bangkrut sejak 2019 hingga awal 2024. Kasus bangkrutnya bank sebenarnya banyak terjadi pada 2019, yakni sembilan bank bangkrut dan dilikuidasi LPS sepanjang tahun. 

Kemudian, tercatat terdapat sebanyak 8 bank bangkrut pada 2020 dan setahun berikutnya terdapat bank koleps dengan jumlah yang sama.

Paling sedikit terjadi kasus bank bangkrut yakni pada 2022 yakni hanya satu bank bangkrut sepanjang tahun. Kemudian menggeliat lagi pada 2023 menjadi empat kasus bank bangkrut.

Deretan bank bangkrut pada 2023 itu yakni BPR Persada Guna, BPR Indotama UKM Sulawesi, BPR Rakyat Bagong Inti Marga (BPR BIM), dan Perumda BPR KRI.

Deretan Bank Bangkrut di Indonesia dalam Lima Tahun Terakhir, Terbanyak pada 2019

2023*: Hingga Oktober 2023

Jumlah BPR di Indonesia/Statistik Perbankan Indonesia OJK, diolah

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK menutup deretan bank bangkrut yang ke semuanya merupakan BPR karena rata-rata mengalami masalah fraud. OJK pun menurutnya akan mengatasi persoalan yang ada di BPR melalui berbagai cara.

"Mesti dibereskan. Agar punya BPR kuat dan sehat. Masyarakat terlindungi, tak ada duit diambil karena fraud," ujar Dian dalam sesi wawancara khusus dengan Bisnis pada akhir tahun lalu lalu (22/12/2023).

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan LPS juga bakal terus menindak tegas pelaku yang menimbulkan kebangkrutan bank. Aksi ini dilakukan untuk memberi efek jera, dan memastikan para pelaku menghadapi konsekuensi hukum yang tegas.

“Kita sekarang keras loh ke [pelaku]. Dulu mereka anggap kita enggak pernah eksekusi, tapi sekarang saya eksekusi, saya akan go ke media, Anda akan hancur,” ujarnya pada awak media pada beberapa akhir tahun lalu (6/12/2023) di Jakarta. 

Berikut daftar bank bangkrut di Indonesia sejak 2019 hingga awal 2024:

2024*

BPR Wijaya Kusuma

2023

BPR Persada Guna

BPR Indotama UKM Sulawesi

PT BPR Bagong Inti Marga

Perumda BPR Karya Remaja Indramayu

2022

PT BPR Pasar Umum

2021

PT BPR Sumber Usahawan Bersama

PT BPR Utomo Widodo

PT BPRS Asri Madani Nusantara

Koperasi BPR Tawang Alun

Koperasi BPR Abang Pasar

PT BPR Sewu Bali

PT BPR LPN Tapan

PT BPR Bina Barumun

2020

PT BPR Lugano

PT BPR Nurul Barokah

PT BPR Brata Nusantara

PT BPR Artaprima Danajasa

PT BPR Stigma Andalas

PT BPR Tebas Lokarizki

PT BPR Sekar

PT BPRS Gotong Royong

2019

PT BPRS Hareukat

PT BPR Calliste Bestari

PT BPR Efita Dana Sejahtera

PT BPR Legian

PT BPRS Muamalat Yotefa

PT BPR Pancadana

PT BPRS Safir Bengkulu

PT BPRS Jabal Tsur

PT BPR Fajar Artha Makmur

Sumber: LPS diolah

*Hingga 4 Januari 2024

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper