Bisnis.com, JAKARTA -- Generasi Z (Gen Z) dan generasi milenial di Indonesia tercatat menjadi kalangan yang paling banyak terjerat investasi bodong hingga terjebak pinjaman online (pinjol).
Financial Planner Expert (PINA Indonesia) Rista Zwestika memaparkan total nilai kerugian hingga 2018-2022 tercatat mencapai Rp126 triliun. Di mana, investasi bodong yang ditutup sejak 2017 hingga 2023 mencapai 1.218
Adapun, alasan milenial dan gen Z masih banyak menjadi korban investasi bodong, lantaran 69% dari generasi milenial Indonesia tidak memiliki strategi investasi dan sekitar 85,6% generasi muda terlihat kurang sehat secara finansial
“Faktanya dengan disruptif media sosial, anak muda ini terpapar omongan rebahan saja tapi bisa menghasilkan uang. Jadi, gen Z terkenal ingin mempermudah hidup, tanpa ingin melewati proses,” ujarnya dalam Forum Jurnalis Jago, Rabu (21/2/2024)
Salah satu penyebab anak muda terjebak investasi bodong, kata dia, lantaran terpengaruh influencer yang tidak memiliki sertifikasi atau bidang keilmuan soal investasi.
Rista juga mencatat ada sejumlah masalah yang menerpa anak muda. Pertama, terkait angka korban pinjaman online yang kian meningkat.
Baca Juga
Dia menyebutkan pengaduan korban pinjol illegal 1 Januari 2022 hingga Januari 2024 sebesar 39.866. Lalu, pinjol illegal ditutup sejak tahun 2017 hingga 2023 sebanyak 6.680.
Bila dilihat secara persentase, jumlah anak muda usia di bawah 19 tahun yang terjebak pinjaman online sebesar 0,4%. Kemudian, usia 19-34 sebesar 60,1%. Lalu, usia 35-45 tahun mencapai 35,7%. Sedangkan usia di atas 54 ahun mencapai 3,8%
Lebih rinci, jumlah penerima pinjaman online di usia kurang dari 19 tahun mencapai 72.142 orang dan jumlah pinjaman mencapai Rp168,87 miliar. Kemudian, jumlah penerima di usia 19-34 tahun mencapai 10.914.970 orang dengan jumlah pinjaman Rp26,87 triliun.
Selanjutnya, jumlah penerima untuk usia 35-54 tahun mencapai 6.489.965 orang dan jumlah pinjaman Rp17,89 triliun. Terakhir untuk usia di atas 54 tahun jumlah penerima mencapai 686.354 orang dengan jumlah pinjaman Rp1,99 triliun.
Di sisi lain, kata Rista, permasalahan yang tengah mendera anak muda adalah angka sandwich generation di Tanah Air mencapai 77,8%. Artinya, pembiayaan rumah tangga Lansia ditopang oleh anggota rumah tangga yang bekerja.
“[Penyebab sandwich generation] karena hampir 90% masyarakat Indonesia tidak siap pensiun,” ucapnya.