Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panduan Baru OJK untuk Manajemen Risiko Bank Terkait Iklim, Pilot Project CRMS Jangkau 18 KBMI III dan IV

Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) 2024 akan diterapkan secara uji coba untuk 18 bank yang mencakup KBMI III dan KBMI IV.
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan panduan terkait manajemen risiko iklim di perbankan. Panduan bertajuk Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) 2024 itu merupakan bentuk dorongan OJK terhadap pemenuhan target nol bersih emisi karbon pada 2060 di Indonesia. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan OJK telah menginisiasi panduan terkait manajemen risiko iklim sejak 2023 melalui penerbitan initial guidance secara terbatas. OJK kemudian mengembangkannya menjadi panduan secara komprehensif melalui CRMS 2024.

Pada tahun ini, OJK akan menjalankan pilot project CRMS untuk 18 bank besar yang masuk ke dalam kelompok bank dengan modal inti (KBMI) III dan KBMI IV. Secara konsep, CRMS merupakan kerangka untuk menilai ketahanan model bisnis dan strategi bank dalam menghadapi perubahan iklim, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga jangka menengah dan panjang. 

CRMS meliputi aspek tata kelola, strategi bisnis, manajemen risiko, pengukuran dan target serta pengungkapan dan pelaporan mengenai dampak risiko iklim dan emisi karbon industri perbankan kepada OJK.

Terdapat standardisasi kerangka manajemen risiko iklim dari aspek kualitatif dan kuantitatif, penetapan skenario iklim yang seragam untuk perbankan di Indonesia, kerangka metodologi pengukuran, dan dukungan sumber data dan referensi. 

"Panduan CRMS diharapkan dapat membantu bank dalam mengembangkan climate risk management framework untuk mengukur dampak iklim pada kinerja dan keberlanjutan bisnis bank," ujar Dian dalam acara Launching Panduan CRMS 2024 pada Senin (5/3/2024) di Jakarta. 

Dian mengatakan OJK meluncurkan panduan CRMS 2024 guna mendorong target nol bersih emisi atau net zero emission (NZE) pada 2060. Menurutnya, pada COP 28 lalu, komitmen NZE semakin kuat dengan adanya inisiatif berbagai pendanaan terhadap perubahan iklim atau green climate fund. Selain itu, kebijakan lainnya juga sudah mulai diterapkan, seperti pembatasan penggunaan energi fosil dan pajak karbon. 

Hal ini akan berdampak terhadap lanskap perekonomian dan dunia usaha khususnya pada sektor yang masuk dalam kategori carbonintensive.

Apalagi, dari sisi risiko, Indonesia merupakan negara yang dinilai cukup rentan terhadap isu perubahan iklim. Untuk risiko fisik, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan risiko fisik terbesar di dunia.

Sementara, dari risiko transisi, Indonesia menduduki peringkat ketujuh negara di dunia yang menghasilkan emisi karbon tertinggi dengan share sebesar 2,3%.

Khusus di sektor perbankan, The Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) telah menerbitkan consultative document bertajuk 'Principles for the Effective Management and Supervision of Climate-related Financial Risks'. "Ini mendorong sektor perbankan untuk mulai mengintegrasikan risiko iklim ke dalam kinerja keuangan termasuk pengungkapannya," ujar Dian.

Ditambah, muncul inisiatif pengembangan model sebagai dasar pengukuran dampak risiko iklim oleh Central Banks and Supervisors Network for Greening Financial System atau NGFS alias Asosiasi Bank Sentral dan Otoritas Pengawas di dunia.

Di Indonesia, dalam asesmennya, manajemen risiko iklim di sektor jasa keuangan, termasuk perbankan juga menjadi isu preliminary recommendations. Artinya, sektor jasa keuangan, termasuk perbankan didorong ke arah penguatan membangun kapasitas dalam mengembangkan manajemen risiko iklim.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper