Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Habis Bank Bangkrut Kini Ribuan ATM Kena 'Suntik Mati', BRI & BCA Buka Suara

Industri perbankan kompak suntik mati ribuan ATM usai sejak awal 2024 sudah ada 9 bank bangkrut di Indonesia.
Arlina Laras,Fahmi Ahmad Burhan
Sabtu, 13 April 2024 | 20:19
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan

Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena bank bangkrut yang terjadi sejak awal 2024 kini bertambah dengan adanya ribuan ATM kena 'suntik mati' dalam setahun terakhir.

Tercatat sejak awal 2024, sudah ada 9 bank bangkrut usai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha bank. Akan tetapi, nasabah tidak perlu khawatir soal nasib uang simpanannya selama masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Belum lama ini OJK sudah mencabut izin dua bank yang merupakan bank perekonomian rakyat (BPR). Pertama, ada PT BPR Bali Artha Anugrah yang dicabut izinnya oleh OJK mengacu Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-34/D.03/2024 tanggal 4 April 2024 tentang Pencabutan Izin Usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Bali Artha Anugrah.

Kedua, PT BPR Sembilan Mutiara di Sumatera Barat bangkrut dan dicabut izinnya oleh OJK mengacu Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-33/D.03/2024 tanggal 2 April 2024 tentang Pencabutan Izin Usaha PT BPR Sembilan Mutiara.

Secara keseluruhan sudah ada 9 bank bangkrut di Indonesia, antara lain PT BPR Bali Artha Anugrah, PT BPR Sembilan Mutiara, PT BPR Aceh Utara, PT BPR EDCCASH, Perumda BPR Bank Purworejo, PT BPR Bank Pasar Bhakti, PT BPR Usaha Madani Karya Mulia, BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda), dan Koperasi BPR Wijaya Kusuma.

Tak berhenti di situ, kini industri perbankan di RI kompak 'suntik mati' ribuan terminal ATM dalam setahun terakhir.

Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis OJK baru-baru ini, jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum mencapai 91.412 unit pada akhir 2023. Terjadi penurunan 2.604 terminal ATM/CRM/CDM di bank, dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 terminal.

Selain jumlah ATM, transaksi memakai kartu ATM pun turun. Mengacu statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi kartu ATM turun 7,33% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2024, menjadi 583,02 juta transaksi.

Adapun, nilai transaksi kartu ATM dan debit turun 7,68% yoy menjadi Rp593,43 triliun pada Januari 2024.

Penurunan jumlah ATM dan transaksinya itu terjadi seiring dengan pesatnya digitalisasi perbankan. BI mencatat nilai transaksi digital perbankan pada awal tahun atau Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, tumbuh 17,19% yoy.

Nilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28% yoy mencapai Rp83,37 triliun pada Januari 2024. Sementara, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh pesat 149,46% yoy, mencapai Rp31,65 triliun.

Jumlah pengguna QRIS mencapai 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Merespons hal tersebut, Direktur Retail Funding and Distribution PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Andrijanto menilai penyebab turunnya transaksi di ATM salah satunya disebabkan oleh makin terbiasanya masyarakat bertransaksi melalui BRImo dan channel digital

BRI mencatat terjadi penurunan transaksi ATM 14% secara tahunan. Penurunan transaksi ATM ini terutama terjadi untuk transaksi tarik tunai. Tahun ini, BRI juga memproyeksikan transaksi di ATM akan menurun 10%.

"Hal ini mengingat shifting perilaku yang terjadi di masyarakat serta berbagai inisiatif penguatan platform digital yang berdampak pada shifting dari transaksi cash menjadi cashless," kata Andrijanto kepada Bisnis.com.

Di sisi lain, ATM masih memegang peran penting bagi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) seiring dengan peningkatan transaksi.

"BCA melihat kehadiran mesin ATM masih berperan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper