Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Guyur Insentif Likuiditas Jumbo Rp280 Triliun, Untuk Apa?

Bank Indonesia (BI) mengguyur insentif jumbo dengan total Rp280 triliun. Simak tujuannya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024). JIBI/Maria Elena
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Rabu (17/1/2024). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memperkuat kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa penguatan tersebut dilakukan dengan memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

“[Perluasan] yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, listrik-gas-air bersih, dan jasa sosial, serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor yang berlaku mulai 1 Juni 2024,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (24/4/2024).

Perry menjelaskan penguatan KLM diarahkan untuk dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp 81 triliun, sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun. 

Selanjutnya, imbuh Perry, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diperkirakan mencapai Rp115 triliun pada akhir 2024. Dengan demikian, total insentif yang diberikan menjadi sebesar Rp280 triliun. 

Dia mengatakan, BI akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif tersebut dengan sinergi kebijakan pemerintah, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perbankan, serta pelaku dunia usaha agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. 

BI mencatat, penyaluran kredit perbankan tumbuh tinggi sebesar 12,4% secara tahunan pada kuartal I/2024, yang didorong oleh pertumbuhan kredit pada hampir seluruh sektor ekonomi.

Dari sisi penawaran, Perry mengatakan bahwa appetite perbankan terjaga, didukung oleh permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai.

“Ketersediaan likuiditas perbankan tecermin pada tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga  [AL/DPK] sebesar 27,18% yang didukung oleh KLM Bank Indonesia,” jelasnya.

BI memperkirakan pertumbuhan kredit akan terus meningkat dan berada pada kisaran 10%-12% pada 2024.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper