Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Pinjol Masih Tumbuh Tinggi, Capai Rp62,17 Triliun per Maret 2024

Outstanding kredit atau pembiayaan P2P lending yang sering disebut pinjaman online (pinjol) tumbuh lebih dari 20% YoY pada Maret 2024.
Annisa Sulistyo Rini,Pernita Hestin Untari
Minggu, 5 Mei 2024 | 09:55
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan fintech P2P lending atau yang sering disebut pinjaman online (pinjol) membukukan pertumbuhan outstanding kredit atau pembiayaan yang tinggi hingga akhir kuartal I/2024.

Dalam laporan Hasil Rapat KSSK II pada Jumat (3/5/2024) disebutkan pertumbuhan outstanding pembiayaan pinjol pada Maret 2024 sebesar 21,85% secara tahunan (year on year/YoY). "Dengan nominal sebesar Rp62,17 triliun," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.

Sebagai perbandingan, pada Februari 2024 pembiayaan P2P lending tercatat senilai Rp61,10 triliun dengan pertumbuhan 21,98% YoY. Dengan demikian, pertumbuhan pada Maret 2024 terjadi perlambatan tetapi tipis.

Pertumbuhan pada Februari dan Maret tahun ini lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit pinjol pada Januari 2024 yang sebesar 18,40% YoY.

Dari nilai tersebut, penyaluran ke sektor produktif tercatat senilai Rp7,65 triliun atau setara 33,61% dari total nilai pembiayaan P2P lending. Sementara, untuk kualitas penyaluran pembiayaan, Mahendra menyebutkan masih dalam kondisi terjaga.

"Tingkat risiko kredit macet secara agregat [TWP90] dalam kondisi terjaga di posisi 2,94%," jelasnya.

Angka itu masih di bawah threshold yang telah ditetapkan regulator sebesar 5%. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TWP90 pada bulan ketiga 2024 mengalami penurunan tipis dari 2,95%, yang juga sama dengan nilai TWP90 pada Januari 2024. Adapun, TWP90 pada akhir tahun lalu berada pada level 2,93%.

Kinerja Laba P2P Lending

Meskipun mengalami pertumbuhan pembiayaan, industri P2P lending mencatatkan rugi senilai Rp135,6 miliar pada Januari 2024.

Dari data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kerugian tersebut sedikit membaik pada Februari 2024 yang mencapai Rp97,55 miliar. Namun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, P2P lending justru berhasil mencetak laba sebanyak Rp98,25 miliar pada Februari 2023.

Industri fintech P2P lending terus mencatatkan laba sampai akhir Desember 2023 yang mencapai Rp478 miliar. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pun menanggapi hal tersebut.

Direktur Eksekutif AFPI Yasmine Meylia Sembiring menyebut salah satu faktor yang menyebabkan kerugian tersebut salah satunya adalah aturan penurunan bunga fintech P2P lending.

Menurut Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), keseluruhan bunga pinjaman yang semula maksimum 0,4% per hari turun bertahap per Januari 2024.

Adapun, berdasarkan pendanaan produktif, bunganya turun menjadi maksimum 0,1% pada Januari 2024. Sementara untuk pendanaan konsumtif, bunganya ditetapkan menjadi maksimum 0,3% per hari.

Yasmine mengatakan bahwa dengan penurunan bunga tersebut bukan hanya mempengaruhi jumlah yang dibayarkan oleh peminjam kepada penyelenggara fintech P2P lending.

Namun, penyelenggara fintech P2P lending juga jadi lebih selektif untuk menawarkan pinjaman ke calon peminjam. “Manfaat ekonomi itu kan pengaruh langsungnya ke risiko, makin tinggi manfaat ekonomi makin banyak borrower yang bisa kami tawarkan karena risikonya lebih luas,“ paparnya.

Yasmine menambahkan faktor lainnya adalah pembatasan jumlah pinjaman ke platform. Kini peminjam hanya dapat meminjam di tiga platform fintech P2P lending saja. Padahal sebelumnya peminjam bisa melakukan pinjaman ke lima hingga enam platform fintech P2P lending.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper