Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usaha Mikro Rentan Terjebak Rentenir hingga Pinjol

Pengamat mengatakan pengusaha kecil atau mikro rentan terjebak rentenir hingga pinjol karena modal yang terbatas dan tidak punya akses ke sektor perbankan.
Ilustrasi laki-laki yang frustasi akibat memiliki kredit macet di pinjaman online (pinjol)./ Dok Freepik
Ilustrasi laki-laki yang frustasi akibat memiliki kredit macet di pinjaman online (pinjol)./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha kecil atau mikro rentan terjebak rentenir hingga pinjaman online (pinjol). Pasalnya pengusaha mikro mempunyai modal terbatas dan tidak punya akses ke sektor perbankan. 

Kondisi tersebut menjadikan gangguan bisnis dan berpotensi gulung tikar. Padahal jumlah usaha jenis ini mencapai 60 juta lebih, sehingga dampak sosial ekonomi mereka sangat besar. 

“Jika tidak difasilitasi, sangat mungkin mereka akan terjebak oleh rentenir atau praktek pinjol,” kata Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kepada Bisnis pada Senin (22/7/2024). 

Wijayanto mengatakan beberapa faktor yang membuat usaha mikro sulit naik kelas adalah berada di sektor informal sehingga tidak bisa mengakses bank dan jaringan ekonomi digital  e-commerce. Kemudian, keterbatasan modal dan keterbatasan pengetahuan. 

Masalah-masalah tersebut menurut Wijayanto dapat diselesaikan dengan dengan mempermudah dan mempermurah migrasi dari sektor informal ke formal. Terkait hal, Pemerintah menurutnya perlu jemput bola untuk memberikan izin. 

“Tetapi memang tantangannya banyak pengusaha kecil merasa nyaman tetap informal, karena menjadi formal memerlukan biaya, untuk mengurus izin, membayar pajak, dan lain-lain. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menekan "the cost of formality" ini, dengan memberikan berbagai kemudahan dan insentif bagi yang formal,” katanya. 

Selain itu, kekurangan modal bagi pengusaha kecil juga bisa didorong dengan pemberian kredit lunak dengan proses yang mudah. Pusat Investasi Pemerintah hingga Bank Rakyat Indonesia (BRI) menurutnya menjadi salah satu pemain besar di bidang ini. 

Namun ada juga tantangan yang dihadapi yakni memastikan kredit tepat sasaran, memastikan non performing loan (NPL) tetap terkendali dan menghindari duplikasi program antar penyedia kredit. Wijayanto mengatakan pemangku 

Faktor hambatan lainnya yang dihadapi pengusaha kecil, lanjut Wijayanto, bisa diterobos dengan melalui training dan magang. 

“Ini bisa dikaitkan atau dipaketkan dengan pemberian pinjaman,” katanya.

Terlepas dari itu semua, Wijayanto melihat bahwa pengusaha kecil sulit naik kelas karena pemilik kadang-kadang masih menjadikan usahanya adalah sambilan yang tidak diniatkan menjadi besar.  

“Faktor ini sangat dominan, dan sangat sulit bagi faktor eksternal, termasuk kebijakan pemerintah, untuk bisa mengubah keadaan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper