Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BCA Syariah Rp89,4 Miliar, Tumbuh 20,9% pada Semester I/2024

Sepanjang semester I/2024 BCA Syariah membukukan laba senilai Rp89,4 miliar.
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) membukukan laba bersih sebesar Rp89,4 miliar yang tumbuh 20,9% secara tahunan (yoy) pada semester I/2024. 

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan pertumbuhan laba BCA Syariah didorong oleh manajemen aset dan liabilitas yang berimbang dari penyaluran pembiayaan yang berkualitas dan akselerasi teknologi yang mendorong penghimpunan dana pihak ketiga.

“Selain DPK, penyaluran pembiayaan yang menjadi tulang punggung dari profitabilitas. Di saat pascaCovid-19 beberapa pihak bilang masih meniti untuk lancar kembali, termasuk di dunia usaha,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Semester I/2024, Rabu (31/7/2024)

Pada periode enam bulan pertama 2024, penyaluran pembiayaan BCA Syariah tumbuh 21,0% yoy mencapai Rp9,5 triliun. Pertumbuhan pembiayaan terjadi di semua segmen baik komersial, konsumer maupun UMKM. 

Lebih lanjut, portofolio pembiayaan komersial masih menjadi kontributor utama dalam penyaluran pembiayaan BCA Syariah dengan komposisi 68,8% dari total pembiayaan sejumlah Rp6,6 triliun. 

Lalu, portofolio pembiayaan UMKM memiliki komposisi 19,5% dari total pembiayaan sejumlah Rp1,9 triliun. Sementara pembiayaan konsumer tumbuh sebesar 91,1% atau dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun, seiring dengan penyaluran pembiayaan, aset BCA Syariah ikut terdongrak sebesar 11,5% secara tahunan (YoY) mencapai Rp14,9 triliun. 

Lebih lanjut, penyaluran pembiayaan yang efektif dan dijalankan dengan prinsip kehati-hatian tercermin pada kualitas pembiayaan yang terjaga tetap rendah. Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 1,36% dan net 0,18%.

Selain pertumbuhan dalam penyaluran pembiayaan, BCA Syariah juga mencatatkan pertumbuhan pada Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK meningkat 11,9% YoY menjadi Rp11,2 triliun secara tahunan dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga perolehan CASA mencapai 36,3% dari total DPK.

Direktur BCA Syariah Pranata menyampaikan pembukaan rekening secara online melalui mobile banking BCA Syariah turut mendorong pertumbuhan nasabah secara signikan. 

“Fitur terbaru dari BCA Syariah tersebut, berkontribusi terhadap pertumbuhan nasabah yang mencapai 140,6% secara tahunan,” ungkapnya.

Tercatat, transaksi digital nasabah menunjukkan tren peningkatan seiring dengan pengembangan fitur transaksi dan kegiatan promosi yang dilakukan melalui mobile banking BCA Syariah. 

Secara komposisi, transaksi mobile banking mencapai 67,8% dari total transaksi nasabah. Per Juni 2024, frekuensi transaksi mobile banking BCA Syariah tumbuh signifikan mencapai 6,5 juta transaksi tumbuh 62,7% secara tahunan. 

“Dari waktu ke waktu BCA Syariah terus melengkapi fitur mobile banking agar senantiasa relevan dengan kebutuhan nasabah,” katanya.

Sejumlah rasio keuangan lain juga menunjukkan performa kuat. Return on Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE) menunjukkan pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, berturut-turut mencapai sebesar 1,7% dan 5,8%. Likuiditas bank juga masih terjaga pada tingkat optimal tercemin dari FDR yang berada pada posisi 84,8%.

Di tengah pertumbuhan bisnis perusahaan, BCA Syariah berkomitmen untuk menjaga keselarasan antara profitabilitas perusahaan dan kontribusi Bank terhadap perekonomian yang berkelanjutan dengan menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB). 

Portofolio pembiayaan KUB per bulan Juni 2024 mencapai Rp2,6 triliun, meningkat 5,3% YoY, yang disalurkan kepada enam kategori KUB di antaranya produk eco-efficient Rp363,4 miliar, efisiensi energi Rp242,7 miliar, pengelolaan sumber daya alam hayati & penggunaan lahan berkelanjutan Rp117,07 miliar, pencegahan dan pengendalian polusi Rp15,3 miliar, transportasi ramah lingkungan Rp2,7 miliar, pengelolaan air & air limbah yang berkelanjutan Rp2,3 miliar, serta kegiatan UMKM Rp1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper