Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas Masih Ketat, BCA Syariah Optimistis Capai Target Tahun Ini

PT Bank BCA Syariah optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pembiayaan hingga DPK di tengah kondisi likuiditas perbankan ketat.
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melayani nasabah yang melakukan transaksi di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BCA Syariah optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pembiayaan hingga dana pihak ketiga (DPK) pada tahun ini di tengah kondisi likuiditas perbankan ketat yang juga dirasakan sektor syariah.

Pranata selaku Direktur BCA Syariah menjelaskan bahwa hal ini tak terlepas dari kinerja perseroan sepanjang awal tahun.

“Kami optimis baik DPK dan pembiayaan sampai dengan akhir tahun 2025 dapat mencapai target pertumbuhan yang telah dicanangkan, yaitu 10-12% YoY untuk DPK dan 13-15% YoY untuk pembiayaan,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (27/5/2025).

Dia menjelaskan, tingkat likuiditas anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini masih terjaga pada level 82% per April 2025. Hal ini beriringan dengan pertumbuhan DPK sebesar 28,3% secara tahunan (YoY) menjadi Rp13,3 triliun dan pertumbuhan pembiayaan yang meningkat 18,3% YoY menjadi Rp10,9 triliun.

Terkait Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan alias BI Rate ke level 5,50% pada pekan lalu, BCA Syariah disebutnya mendukung kebijakan tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Pranata, penurunan BI Rate berpotensi menurunkan biaya dana (cost of fund) perbankan secara bertahap. Margin pembiayaan perbankan syariah pun diharapkan dapat turun.

“Lebih jauh, penurunan biaya dana akan berpotensi pada menurunnya tingkat margin pembiayaan yang disalurkan dan diharapkan dapat turun memberi dampak positif pada sektor usaha dan meningkatkan roda perekonomian nasional,” pungkasnya.

Adapun, laju pertumbuhan pembiayaan dan penghimpunan simpanan oleh industri perbankan syariah di Indonesia tercatat melambat pada Maret 2025.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah tumbuh 8,84% secara tahunan, dari Rp599,37 triliun per Maret 2024 menjadi Rp652,36 triliun per Maret 2025. Realisasi itu melambat dari pertumbuhan 9,17% YoY pada bulan sebelumnya.

Dari segi DPK alias simpanan, perbankan syariah mengantongi nilai Rp730,37 triliun pada Maret 2025, tumbuh 5,68% dibandingkan pada Maret 2024 yang senilai Rp691,1 triliun.

Laju pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,91% YoY hingga mencapai Rp729,56 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper