Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Lesu, 6 Sektor Ini Bisa jadi Alternatif Penyaluran Kredit Multifinance

Dalam Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028, OJK menyebut ada 6 objek pembiayaan yang bisa dimanfaatkan multifinance.
Kredit kendaraan bermotor atau kredit mobil/Image by xb100 on Freepik
Kredit kendaraan bermotor atau kredit mobil/Image by xb100 on Freepik

Alternatif keempat adalah pinjaman tunai atau cash loan. Saat ini, melalui Peraturan OJK Nomor 35 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, OJK mengizinkan perusahaan pembiayaan melakukan pembiayaan modal kerja melalui pinjaman tunai maksimal Rp500 juta disertai dengan jaminan berupa kendaraan bermotor, tanah, bangunan, atau alat berat dengan menyertakan bukti penggunaan dana.

"Ini merupakan produk yang dapat dioptimalkan para pemain di industri pembiayaan melihat tingginya kepemilikan kendaraan bermotor yang bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan pinjaman tunai," jelas OJK.

Dari data OJK, piutang pembiayaan untuk objek pembiayaan piutang usaha pada Juni 2024 mencapai Rp12,03 triliun, melesat 62,24% yoy dibanding Juni 2023 sebesar Rp7,41 triliun. Akan tetapi porsinya terhadap total pembiayaan pada Juni 2024 hanya 2,31%.

Berikutnya alternatif kelima adalah pembiayaan untuk komponen kendaraan bermotor. OJK melihat pengembangan usaha di sektor ini memiliki potensi yang besar. Pembiayaan ini melibatkan penyediaan dana untuk pembiayaan suku cadang dan perbaikan, pembiayaan modifikasi kendaraan, serta kolaborasi dengan dealer kendaraan. 

Alternatif terakhir adalah pembiayaan ke sektor ramah lingkungan atau sustainable finance. Berdasarkan Laporan Keuangan Keberlanjutan Tahun 2022 serta data Kementerian Perindustrian, telah terdapat beberapa perusahaan pembiayaan yang telah melakukan pembiayaan untuk produk sustainable finance, tetapi jumlah kontrak baru masih sangat kecil dibandingkan peluang ekspansi pasar, khususnya pada pembiayaan kendaraan listrik di Indonesia.

Dari beberapa perusahaan tersebut, rata-rata porsi pembiayaan pada kendaraan listrik masih di bawah 1%, berkisar kurang dari Rp100 miliar dari total pembiayaan yang disalurkan oleh masing-masing perusahaan.  

Tren tersebut sejalan dengan penjualan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia yang masih sangat rendah. Catatan OJK, pada 2022 penjualan KBLBB hanya memiliki pangsa pasar 1% dibanding penjualan kendaraan bermotor lainnya di Indonesia.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper