Bisnis.com, JAKARTA - Saham bank digital PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melonjak pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (17/9/2024).
Berdasarkan data RTI Business, pada pukul 09.34 WIB, saham ARTO berada pada level 2.950 per saham, menguat 4,98% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Sementara, pada pembukaan hari ini, saham Bank Jago berada pada level 2.830 per saham.
Tercatat, sebanyak 9,34 juta saham ARTO diperdagangkan hingga pukul 09.37 WIB dengan nilai turnover Rp27,58 miliar. Saham bank digital ini rata-rata diperdagangkan pada harga 2.910,30 per saham.
Pada harga itu, kapitalisasi Bank Jago tercatat Rp40,88 triliun. Jika ditilik ke belakang, selama satu pekan terakhir, ARTO mengalami penguatan sebesar 6,12%. Tren penguatan ini juga terjadi secara year on year (YoY) sebesar 14,34%. Meskipun, sepanjang tahun berjalan, saham Bank Jago hanya menguat sebesar 1,72%.
Secara year to date (YtD), saham Bank Jago pernah menyentuh level tertinggi yaitu 3.080 per saham. Sementara, dalam periode 3-5 tahun terakhir, rekor harga saham ARTO berada pada angka 19.500 per saham.
Tak hanya Bank Jago, saham bank digital lain juga turut menghijau pada pagi ini. Saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) terpantau menguat 4,23% ke level 296 per saham, lalu PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) juga menguat 4,10% ke level 1.015.
Saham bank digital anak usaha BRI, yaitu PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) juga menguat 3,68% ke level 282 per saham.
Dari sisi kinerja, sepanjang semester I/2024 Bank Jago membukukan laba bersih senilai Rp49,96 miliar atau naik 23,32% secara tahunan. Sinergi dengan ekosistem GOTO dan Bibit disebut ikut mengerek kinerja perseroan.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung sebelumnya menjelaskan bahwa model bisnis kolaborasi digital dengan ekosistem GoTo yang terdiri dari Gojek, GoPay, Tokopedia-TikTok; serta ekosistem keuangan digital Bibit dan Stockbit telah berdampak positif terhadap pertumbuhan perseroan.
Per Juli 2024, pihaknya mencatatkan bahwa jumlah nasabah telah melampaui 10 juta orang. Ekosistem digital menyumbang sekitar 66% dari total nasabah Bank Jago hingga saat ini.
“Jika memperhitungkan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta,” katanya dalam Public Expose Live 2024 secara daring, Kamis (29/8/2024).
Selain itu, pihaknya juga mengembangkan Jago App yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah pengguna, mulai dari layanan keuangan hingga investasi.
Arief menambahkan, pertumbuhan pengguna Jago App sejalan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp14,8 triliun sampai dengan akhir semester II/2024, atau tumbuh 47% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,1 triliun merupakan dana murah atau current account and savings account (CASA). Sisanya, sebanyak 39% atau Rp 5,7 triliun, merupakan term deposit (TD) atau simpanan berjangka.
“Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago akan terus-menerus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kami percaya kombinasi kedua hal tersebut merupakan landasan dan momentum yang kuat untuk bertumbuh lebih besar lagi,” tukas Arief.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.