Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, BI Siap Intervensi

Nilai tukar rupiah berisiko melemah selama enam hari berturut-turut, menjadi penurunan beruntun terpanjang sejak 2023.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. / Bisnis-Himawan L Nugraha.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. / Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) turun tangan melakukan intervensi pasar untuk mendukung nilai tukar rupiah yang mengalami penurunan beruntun terpanjang sejak 2023.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (8/10/2024), Direktur Eksekutif Manajemen Moneter BI Edi Susianto menjelaskan bahwa pihaknya melakukan intervensi di pasar spot, non-deliverable forward domestik, dan pasar obligasi untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan mata uang. 

"Kepercayaan pasar perlu dijaga," kata Susianto seraya menambahkan bahwa pelemahan tersebut sebagian besar didorong oleh sentimen eksternal. 

Komentar Susianto muncul ketika rupiah berisiko melemah untuk hari keenam berturut-turut. Rupiah dan mata uang negara berkembang lainnya berada di bawah tekanan depresiasi seiring dengan tanda-tanda ketahanan perekonomian AS yang memperkuat dolar.

"Perkembangan pasar global kurang menguntungkan bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah, karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan," kata Susianto.

Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah sebanyak 1,3% menjadi Rp15.693 per dolar pada Senin (7/10/2024) kemarin. Mata uang tersebut telah menguat lebih dari 8% pada kuartal III/2024 di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus melakukan penurunan suku bunga besar-besaran setelah penurunan setengah persentase poinnya baru-baru ini. 

BI terlihat mendukung mata uang tersebut pada awal perdagangan, menurut para pedagang yang berbicara secara anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara publik. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir bank sentral melakukan intervensi di pasar. 

Bank sentral Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rupiah, dengan cadangan devisa yang mendekati rekor tertinggi. Persediaannya mencapai US$149,9 miliar pada bulan September, mencakup 6,4 bulan impor dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri.

Pelemahan nilai tukar rupiah telah mengangkat ekspektasi BI akan mempertahankan suku bunga kebijakannya pada pertemuan tanggal 16 Oktober 2024 setelah penurunan suku bunga yang mengejutkan pada September 2024.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper