Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang dan Tantangan Perbankan RI pada Masa Pemerintahan Baru Prabowo

OJK menjelaskan sejumlah peluang dan tantangan bagi industri perbankan pada masa pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Fahmi Ahmad Burhan,Reyhan Fernanda Fajarihza
Senin, 14 Oktober 2024 | 08:30
Ilustrasi bank/shutterstock
Ilustrasi bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akan segera memiliki presiden baru dengan pelantikan Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun memberikan proyeksi kinerja perbankan pada era pemerintahan Prabowo.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan proyeksi pertumbuhan kredit pada 2025 baru akan disusun dalam bentuk rencana bisnis bank (RBB) per akhir 2024 berdasarkan realisasi sampai dengan September 2024.

Namun, menurut Dian, sejumlah faktor akan memengaruhi kinerja perbankan di tengah bergulirnya pemerintahan baru.

"Bank dalam hal ini akan memperhatikan kondisi ekonomi secara global dan domestik yang masih perlu untuk diwaspadai ke depan, di antaranya kecepatan dan kedalaman penurunan FFR [suku bunga The Fed/Fed Fund Rate]," ujar Dian dalam jawaban tertulis pada Jumat (11/10/2024).

Dari sisi eksternal lainnya, kondisi ekonomi dan arah kebijakan moneter China, perkembangan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, maupun konflik di Timur Tengah juga memengaruhi. Dari sisi internal, menurutnya, kebijakan pemerintah baru Prabowo Subianto pun akan menentukan.

Lebih lanjut, Dian menyampaikan secara prinsip, OJK akan mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang nantinya juga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit perbankan.

Adapun, pada tahun pertama pemerintahan baru Prabowo, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,2% mengacu Undang-Undang (UU) APBN 2025.

Sementara itu, melihat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025—2045, pemerintah telah menetapkan tujuh industri prioritas yang akan mendongkrak produk domestik bruto (PDB). Pertama, industri berbasis sumber daya hayati. Kedua, industri berbasis mineral penting. Ketiga, industri dasar kimia dan logam.

Keempat, industri berteknologi menengah-tinggi seperti kendaraan listrik (electric vehicle/EV) hingga kedirgantaraan. Kelima, industri barang konsumsi berkelanjutan. Keenam, industri berbasis inovasi dan riset. Terakhir, industri kreatif.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper