Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat industri asuransi jiwa masih mencatatkan pertumbuhan premi per kuartal III/2024.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan bahwa premi industri asuransi jiwa mencapai Rp132,27 triliun per kuartal III/2024. Angka tersebut tumbuh 0,2% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Sampai dengan September 2024, kami melihat industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari meningkatnya total pendapatan premi sebesar 0,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 menjadi Rp132,27 triliun,” kata Budi dalam konferensi pers kinerja industri asuransi jiwa Januari—September 2024 pada Jumat (29/11/2024).
Budi mengatakan pertumbuhan premi tersebut didorong oleh meningkatnya premi lanjutan yang mencapai senilai Rp56,60 triliun. Angka tersebut tumbuh 4,2% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pihaknya memandang pertumbuhan premi lanjutan tersebut sangat baik karena mulai mencerminkan banyak masyarakat yang sudah paham pentingnya proteksi asuransi jiwa oleh karenanya mereka mempertahankan polisnya di tengah-tengah tingginya gejolak perekonomian.
“Pertumbuhan ini tentunya juga menjadi motivasi bagi kami industri asuransi jiwa untuk boleh menyusun strategi bisnis tahun depan dengan lebih positif, dengan lebih optimis tentunya dengan tetap memperhatikan berbagai faktor lain yang mungkin akan mempengaruhi kinerja industri,” katanya.
Baca Juga
Tidak hanya sampai disitu, AAJI juga mencatat total aset Rp630,12 triliun, yang meningkat 3,2% secara tahunan (year on year/yoy). Dari sisi klaim maupun pembayaran manfaat asuransi jiwa, AAJI masih menyoroti tingginya pembayaran atas klaim asuransi kesehatan yang pada periode Januari sampai dengan September 2024.
Budi menyebut klaim asuransi kesehatan sudah mencapai angka Rp20,91 triliun, di mana angka tersebut naik sebesar 37,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dari total pendapatan, industri asuransi jiwa mencatat sebanyak Rp166,27 triliun, yang mana meningkat 2,1% yoy.
“Peningkatan pada total pendapatan ini utamanya didorong oleh hasil positif yang didapatkan dari pendapatan premi maupun pendapatan hasil investasi. Jadi, baik pendapatan preminya, pendapatan hasil investasinya kedua-duanya mendorong pertumbuhan pendapatan asuransi jiwa,” katanya.
Adapun industri asuransi jiwa sampai dengan September 2024 memperoleh hasil investasi sebesar Rp26,95 triliun, yang mana naik 15,1% jika dibandingkan dengan hasil investasi pada periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan ini tentunya dipengaruhi oleh stabilnya iklim investasi dan meningkatnya nilai IHSG yang terjadi di sepanjang periode September 2024,” ungkap Budi.