Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi dan Merger Multifinance Diproyeksi Menguat pada 2025

Aksi merger dan akuisisi di sektor multifinance diproyeksi akan semarak pada 2025 seiring kebutuhan memperluas pasar dan diversifikasi produk.
Kredit kendaraan bermotor atau kredit mobil/Image by xb100 on Freepik
Kredit kendaraan bermotor atau kredit mobil/Image by xb100 on Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Akuisisi dan merger di sektor multifinance diproyeksi akan semakin marak pada 2025. Langkah ini dinilai menjadi strategi utama perusahaan pembiayaan untuk memperkuat permodalan dan memperluas cakupan produk.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai bahwa tren merger dan akuisisi ini dipicu oleh kebutuhan multifinance untuk memperluas pasar dan mendiversifikasi produk.

“Saya rasa merger dan akuisisi perusahaan multifinance dilakukan untuk memperkuat permodalan mereka dan mendiversifikasi produk. Kita tahu beberapa perusahaan multifinance yang bergabung dengan perusahaan pinjaman daring. Gunanya apa? Berguna untuk masuk ke pasar anak muda,” kata Huda kepada Bisnis.com, Kamis (26/12/2024). 

Menurut Nailul Huda, perusahaan multifinance yang selama ini berfokus pada pembiayaan otomotif mulai mengembangkan produk di luar sektor tersebut. Dia menilai tren multifinance ke depan akan lebih mengarah pada kredit konsumtif non-otomotif, meskipun pembiayaan otomotif tetap memiliki potensi, terutama di pasar mobil bekas yang masih memiliki pangsa besar.

Huda memproyeksikan bahwa sektor otomotif masih memiliki peluang meskipun tipis, tetapi pertumbuhan kredit multiguna non-otomotif akan jauh lebih pesat. 

“Tren untuk otomotif bisa meningkat meskipun tipis. Akan tetapi, bisa jadi turun karena kebijakan tarif PPN 12%. Untuk multiguna non otomotif, tumbuh pesat terutama yang mempunyai layanan BNPL [buy now pay later]. Saya melihat tren akan ke BNPL alih-alih otomotif,” ujarnya.

Sementara itu, Praktisi dan Pengamat Industri Pembiayaan dan Otomotif, Jodjana Jody, menilai pasar keuangan di Indonesia masih sangat prospektif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan aset yang konsisten dan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang terjaga.

“Ya seperti diketahui, pasar keuangan di Indonesia masih prospektif, terlihat dari asset growth, juga NPL yang terjaga,” kata Jodjana.

Jodjana mengungkapkan perusahaan asing yang masuk ke Indonesia memiliki keunggulan permodalan besar dan biaya dana yang lebih rendah, sehingga dapat melayani kebutuhan industri multifinance dengan baik.

Dia juga menyoroti bahwa di sektor perbankan, masih banyak masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan, terutama di kalangan kelas bawah dan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang diperkirakan akan terus berkembang di masa depan.

Pasar UMKM dinilai memiliki ceruk yang besar untuk pembiayaan, sejalan dengan permintaan kredit di sektor otomotif. Jodjana mencatat bahwa penjualan kendaraan baru tetap tinggi setiap tahunnya. 

“Untuk kredit, UMKM ceruknya besar, begitu juga otomotif baik 4 roda maupun 2 roda, baik unit baru [hampir sekitar 1 juta unit penjualan mobil setiap tahun; atau motor baru sekitar 6 juta-an per tahun] maupun unit in operation (yang total sudah melebihi 150 juta baik motor maupun mobil),” katanya.

Namun, Jodjana juga menyoroti tantangan bagi multifinance kecil yang tidak memiliki permodalan kuat. Menurutnya dari 150 multifinance yang ada, yang asetnya besar itu tidak lebih dari 30. Beberapa yang tidak mampu menaikkan modal akan terkendala Debt to Equity Ratio (DER) untuk tumbuh.

Sebagai solusi, merger atau aliansi dengan pemain besar menjadi strategi yang dinilai efektif untuk meningkatkan daya saing. 

“Jadi merger atau aliansi dengan pemain besar adalah salah satu jalan untuk tumbuh menjadi besar,” tutup Jody.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper