Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian resmi menjadi bank emas pertama di Indonesia. Hal ini ditandai dengan terbitnya surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-325/PL.02/2024 menyetujui Pegadaian untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion.
Elvi Rofiqotul Hidayah, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian mengatakan usai menjadi bank emas pertama di Indonesia, Pegadaian menargetkan pertumbuhan kinerja produk-produk emas yang lebih tinggi di tahun ini.
"PT Pegadaian telah mendapatkan izin untuk menjalankan kegiatan usaha bulion dengan menargetkan pertumbuhan untuk kinerja produk-produk emas hingga 28% pada tahun 2025," kata Elvi kepada Bisnis, Selasa (7/1/2025).
Elvi menjelaskan arah dan rencana bisnis Pegadaian dalam kegiatan usaha bulion akan berfokus untuk membangun ekosistem emas Indonesia yang terintegrasi, mendukung hilirisasi emas dan meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional (GDP).
"Keberlanjutan ekosistem emas yang terintegrasi akan menciptakan rantai pasok yang lebih kompetitif dan efisien. Secara jangka panjang, pengelolaan emas secara strategis, Indonesia dapat memiliki cadangan logam mulia yang lebih stabil, yang digunakan sebagai instrumen ketahanan ekonomi," jelasnya.
Saat ini, bisnis gadai menjadi core bisnis Pegadaian dengan 90% masih didominasi oleh gadai emas. Sampai November 2024 lalu, Pegadaian mencatatkan omzet senilai Rp230 triliun, dengan barang jaminan emas mencapai 92 ton dan saldo tabungan emas mencapai 10,3 ton.
Dengan diberikannya izin sebagai bank emas, Pegadaian bisa memperluas lini usahanya seperti deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas.
"Salah satu langkah stragis Pegadaian dalam mengembangkan lini usaha tersebut adalah bekerja sama dengan pelaku ekosistem emas. Pegadaian sendiri telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan asosiasi-asosiasi produsen, manufaktur serta pengusaha emas, baik pemain domestik maupun internasional," pungkasnya.