Bisnis.com, JAKARTA – HSBC Global Private Banking (HSBC GPB) menilai bahwa emas tetap menjadi pilihan investasi yang paling relevan di saat ekonomi global bergejolak.
Fan Cheuk Wan selaku Chief Investment Officer Asia HSBC GPB menyebut bahwa permintaan terhadap emas masih meningkat di tengah ketidakpastian perdagangan internasional, konflik geopolitik, hingga perubahan kebijakan moneter di berbagai negara.
"Emas tidak hanya memberikan stabilitas di tengah volatilitas pasar, tetapi juga menunjukkan performa yang solid ketika aset-aset berisiko lain menghadapi tekanan,” katanya dalam HSBC Indonesia-Asia Economic & Investment Outlook di Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Menurutnya, proyeksi kebijakan pemangkasan suku bunga juga dapat meningkatkan daya tarik investasi emas. Pasalnya, biaya peluang alias opportunity cost dalam memegang aset tanpa imbal hasil bunga dapat lebih diturunkan.
Fan lantas menyebut bahwa proyeksi pelemahan dolar AS yang diramal terjadi mulai paruh kedua tahun ini dapat meningkatkan harga emas, mengingat emas dihargai dalam dolar AS dan menjadi lebih murah bagi investor non-dolar.
Lebih lanjut, emas disebut memiliki fungsi lindung terhadap inflasi dan terhadap risiko kejadian ekstrem. Itu sebabnya, HSBC GPB merekomendasikan investor memperluas instrumen investasi emasnya.
“Pada 2025, kami mempertahankan pandangan overweight pada emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio,” tuturnya.
Dari sisi pemain, bisnis emas yang dijalankan perbankan, terutama bank syariah, juga diproyeksikan tetap menjanjikan pada tahun ini. Hal itu tak terlepas dari pergerakan harga emas yang terus meningkat.
Salah satu bank syariah yang menjalankan bisnis emas ialah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Menjelang tutup buku tahun lalu atau pada November 2024, pembiayaan cicil emas BSI melonjak lebih dari 200% secara tahunan (year on year/YoY) dengan nilai pembiayaan Rp6,8 triliun.
“Capaian ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai aware akan alternatif pilihan investasi syariah yang aman dan mudah dan bisa diakses di mana pun dan kapan pun,” kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, dikutip Sabtu (4/1/2025).
Dari sisi pemain lainnya, PT Bank BCA Syariah juga mencatatkan kinerja pembiayaan emas yang apik menjelang penghujung 2024. Berdasarkan keterangan manajemen, outstanding pembiayaan emas anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini melesat sebesar 203,4% YoY per November 2024.
Baca Juga : Taruhan Tinggi Harga Emas 2025 |
---|
Realisasi itu dicapai dari keseluruhan pembiayaan yang tumbuh signifikan 29,4% YoY hingga mencapai Rp10,4 triliun pada periode yang sama.
Pranata selaku Direktur BCA Syariah sebelumnya menyampaikan bahwa pertumbuhan pembiayaan emas perseroan berpotensi meningkat dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17/2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion.
Dia memandang bahwa beleid tersebut akan dapat meningkatkan pemahaman keuangan masyarakat, terutama terkait pembiayaan emas.
"Hal ini akan meningkatkan literasi pembiayaan emas di masyarakat," katanya saat dihubungi Bisnis, medio November 2024.