Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan agar bank papan atas alias penghuni Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 dapat bertambah menjadi enam bank dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini, hanya terdapat empat bank yang memiliki modal inti di atas Rp70 triliun sebagai penghuni KBMI 4.
Keempat bank yang menjadi penghuni KBMI 4 pada 2025 ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Pengelompokan bank berdasarkan KBMI mengacu kepada POJK No.12/POJK.03/2021 tentang Konsolidasi Bank Umum. Perincian aturan KBMI yaitu KBMI 1 untuk bank dengan modal inti kurang dari Rp6 triliun, KBMI 2 untuk bank dengan modal inti Rp6 hingga Rp14 triliun, KBMI 3 untuk bank dengan modal inti Rp14 triliun sampai Rp70 triliun, dan KBMI 4 untuk bank dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.
Sebelum KBMI diperkenalkan, OJK menetapkan pengelompokan berdasarkan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU). Saat model lama ini dijalankan, maka bank kasta tertinggi menjadi 9 perusahaan yakni termasuk PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN), serta PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa upaya konsolidasi perbankan tidak hanya dilakukan terhadap bank perekonomian rakyat (BPR) maupun bank pembangunan daerah (BPD), tetapi juga mencakup bank-bank umum.
“KBMI 4 itu kan hanya ada empat bank pada saat ini. Kita harapkan dalam 2-3 tahun ke depan itu sudah akan ada tambahan [menjadi] enam bank yang bergeser dari KBMI 3 menjadi KBMI 4,” katanya dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) OJK di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Baca Juga
Menurutnya, hal ini menjadi penting karena sektor keuangan yang berfungsi dengan baik akan mendukung negara dalam mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dian menjelaskan semakin besar ukuran bank, maka semakin besar pula potensi pertumbuhan kinerjanya, termasuk dari sisi pembiayaan.
“Saya kira untuk bank ini bisa dikatakan size does matter. Ini memang harus kita terus dorong karena semakin besar bank itu akan semakin efisien dan semakin memilik kapasitas untuk ekspansi kredit dan lain sebagainya,” terangnya.
Sebelumnya, OJK sempat menyinggung peluang PT Bank Permata Tbk. (BNLI) untuk meningkatkan permodalan menuju KBMI 4, pada peluncuran logo baru bank tersebut medio September 2024 lalu.
Saat itu, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengakui bahwa BNLI saat ini menjadi bank dengan permodalan tertinggi di antara penghuni KBMI 3, yang memiliki rentang modal inti Rp14 triliun sampai Rp70 triliun. Namun, Meliza menegaskan bahwa pihaknya berfokus untuk melayani nasabah dengan lebih baik.
“Bagi kami, ini bukan tentang masuk KBMI 4 atau KBMI 3, tapi kami ingin melayani nasabah dengan lebih baik dan juga mengambil pandangan jangka panjang, bukan hanya jangka pendek bahwa kami harus menjadi KBMI 4,” katanya dalam wawancara di Bangkok, Thailand saat itu (21/11/2024).
Untuk itu, Meliza mengatakan bahwa pihaknya akan berfokus untuk menyeimbangkan upaya Bank Permata dalam memperkuat provisi guna melindungi dirinya dari turbulensi apa pun pada mendatang, tetapi pada saat yang sama terus bertumbuh dan mendapatkan profit.
“Tentu saja, profitabilitas ini akan bertambah suatu hari nanti. Suatu hari nanti pada masa depan, Bank Permata akan mencapai Rp70 triliun,” jelasnya.