Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Terkini Bank BUMN usai Muncul Isu Penarikan Dana terkait Danantara

Muncul ajakan penarikan dana dari bank-bank BUMN di media sosial terkait dengan rencana pendirian BPI Danantara.
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawati bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link di Jakarta, Kamis (1/8/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa hari terakhir di media sosial, khususnya X (sebelumnya Twitter), muncul ajakan untuk memindahkan dana simpanan yang berada di bank-bank BUMN, imbas dari rencana pendirian BPI Danantara yang akan mengelola dividen perusahaan milik negara.

Terkait dengan isu ajakan penarikan dana tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae enggan berkomentar lebih jauh. Namun, dia memastikan saat ini kondisi bank-bank BUMN tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Sampai saat ini tidak ada penarikan-penarikan seperti itu," ujarnya saat dihubungi pada Rabu (19/2/2025).

Menurutnya, hal terpenting bagi OJK adalah memonitor secara ketat kondisi bank-bank tersebut, termasuk apakah ada kondisi yang tidak biasa terjadi, seperti penarikan dana yang cukup besar di bank-bank BUMN.

Selain itu, Dian menyampaikan bahwa masyarakat saat ini bisa lebih bijak dalam menyikapi isu-isu yang viral di media sosial, termasuk ajakan penarikan dana. "Saya kira masyarakat kita sudah cukup dewasa menyikapi isu-isu seperti ini dan memahami profil bank-bank BUMN yang sangat baik," jelasnya.

Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu tiga dari empat bank milik negara melaporkan kenaikan himpunan dana pihak ketiga (DPK). Hanya satu bank yang membukukan penurunan simpanan nasabah.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan DPK senilai Rp1.365,45 triliun per akhir Desember 2024 atau tumbuh 0,5% secara tahunan (year on year/YoY). Dana murah atau CASA (current account saving account) masih mendominasi portofolio dengan porsi 67,3%.

Kemudian, Bank Mandiri telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dengan nilai Rp1.698,9 triliun, tumbuh 7,73% YoY dari tahun sebelumnya yang senilai Rp1.576,95 triliun.

Perolehan itu terdiri dari giro dengan nilai Rp605,76 triliun, tabungan sebesar Rp665,45 triliun, serta deposito yang sebanyak Rp427,69 triliun. Komposisi CASA alias dana murah mencapai 74,83% dari pendanaan Bank Mandiri.

Bank BUMN spesialis kredit perumahan atau Bank Tabungan Negara (BTN) membukukan pertumbuhan DPK sebesar 9,1% yoy menjadi Rp381,67 triliun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp349,93 triliun.

Pertumbuhan DPK ini didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro yang kontribusinya mencapai 54,1% terhadap total DPK, naik jika dibandingkan tahun 2023 sebesar 53,7%. Pertumbuhan CASA BTN pada akhir 2024 tercatat mencapai 9,8% yoy dibandingkan tahun 2023.

Sementara, DPK BNI turun sebesar 0,6% menjadi Rp805,51 triliun sepanjang 2024. Giro susut 11,51% menjadi Rp305,73 triliun, meskipun deposito naik 3,85% menjadi Rp242,23 triliun

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper