Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Investasi Industri Asuransi Umum Naik 19,8% sepanjang 2024

Berdasarkan laporan AAUI, hasil investasi industri asuransi umum mencapai Rp7,43 triliun, naik 19,8% YoY dari Rp6,20 triliun pada 2023.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA— Industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan hasil investasi yang signifikan sepanjang 2024. Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), hasil investasi industri asuransi umum mencapai Rp7,43 triliun, meningkat 19,8% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp6,20 triliun pada 2023.

Pertumbuhan ini berbanding terbalik dengan industri asuransi jiwa yang mengalami penurunan signifikan. Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan bahwa hasil investasi industri asuransi jiwa mengalami kontraksi 24,8% YoY, turun dari Rp31,80 triliun pada 2023 menjadi Rp23,91 triliun pada 2024. Padahal, pada 2023, industri asuransi jiwa mencatatkan lonjakan hasil investasi sebesar 45,1% dibandingkan 2022.

Wakil Ketua Bidang Riset dan Statistik AAUI, Trinita Situmeang, menjelaskan bahwa perbedaan hasil investasi antara asuransi umum dan asuransi jiwa dipengaruhi oleh strategi investasi dan regulasi yang berlaku.

“Kalau kami lihat hasil investasi perusahaan asuransi [umum] tadi, kenapa beda ya sama perusahaan asuransi jiwa? Jadi asuransi umum, reasuransi, dan asuransi jiwa bisa saja alokasi asetnya dilakukan dengan berbeda tergantung aturan OJK,” kata Trinita dalam konferensi pers di Maipark Ballroom, Gedung Permata Kuningan, Jakarta pada Rabu (5/3/2025). 

Trinita menjelaskan bahwa perusahaan asuransi umum dan reasuransi cenderung mengalokasikan investasinya pada instrumen dengan risiko rendah, seperti deposito dan surat utang. Dia menambahkan bahwa sepanjang 2024, imbal hasil (yield) dari obligasi menunjukkan kinerja yang baik.

Untuk langkah selanjutnya dalam menyikapi turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menekankan bahwa upaya meningkatkan hasil investasi harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat ketidakpastian pemulihan pasar saham.

“IHSG turun, tapi kan rebound-nya kapan tidak tahu, jadi gambling. Makanya saya bilang nanti lihat Q1 deh, barometernya. Kalau Q1-nya pemerintah banyak terobosan, ya yang pasti APBN kita cuma 14%, gimana kita mau,” ujar Budi.

Sementara itu, industri asuransi jiwa masih mengandalkan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) sebagai instrumen utama. AAJI mencatat bahwa dari total investasi industri asuransi jiwa sebesar Rp541,40 triliun, investasi terbesar berasal dari SBN yang meningkat 11,9%, dengan total kontribusi Rp205,03 triliun atau 37,9% dari total investasi. 

Selain itu, investasi di saham dan reksa dana masing-masing berkontribusi sebesar 24,7% dan 12,9% dari total portofolio investasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper