Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa simpanan nasabah dengan nominal di bawah Rp100 juta menyusut pada awal 2025.
Berdasarkan data distribusi simpanan LPS per Januari 2025 yang dikutip pada Senin (10/3/2025), tiering nominal simpanan di bawah Rp100 juta tercatat minus 2,6% secara bulanan. Angka ini merupakan penurunan tertinggi dibandingkan dengan nominal lainnya.
Total simpanan golongan nasabah ini mencapai Rp1.078,77 triliun, atau setara dengan 12,1% dari total simpanan yang dicatat LPS sebesar Rp8.920,28 triliun.
Kendati demikian, dalam jangka waktu tiga bulan, realisasi nominal simpanan nasabah mini itu masih tumbuh 1,1%. Demikian pula dalam jangka waktu satu tahun (year on year/YoY) yang bertumbuh 4,8%.
Selain nominal di bawah Rp100 juta, rekening dengan simpanan antara Rp100 juta hingga Rp200 juta juga turun 0,4% secara bulanan dan simpanan dengan nominal antara Rp2 miliar hingga Rp5 miliar susut 0,1% secara bulanan.
Rekening dengan nominal kurang dari Rp100 juta mendominasi dari total rekening simpanan, yaitu sebesar 98,8% atau sebanyak 603,45 juta rekening. Dengan demikian, mayoritas rekening simpanan masyarakat Indonesia berisi nominal di bawah Rp100 juta.
Kemudian, disusul dengan nominal antara Rp100 juta hingga Rp200 juta sebanyak 3,22 juta rekening atau sebesar 0,5% dari total rekening yang ada.
Di sisi lain, tiering nominal tertinggi alias simpanan di atas Rp5 miliar konsisten menunjukkan pertumbuhan positif. Per Januari 2025, simpanan nasabah jumbo ini naik 1,5% secara bulanan hingga mencapai Rp4.785,06 triliun.
Nilai tersebut setara dengan 53,6% dari total simpanan pada bulan pertama tahun ini. Dalam jangka waktu tiga bulan, simpanan nasabah jumbo juga bertumbuh 1,8%, serta naik 5,8% secara tahunan.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,3% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp8.599,4 triliun pada Januari 2025. Simpanan segmen nasabah perorangan semakin terkontraksi di saat DPK korporasi bertumbuh lebih tinggi.
DPK perorangan terkontraksi sebesar 2,6% YoY, setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 2,1%. Sementara itu, DPK korporasi tumbuh sebesar 14,2% YoY pada Januari 2025, lebih tinggi dari pertumbuhan per Desember 2024 yang sebesar 10,7% YoY.
Apabila diperinci berdasarkan instrumen simpanan, giro tercatat tumbuh 6,2% YoY pada bulan pertama tahun ini, menjadi Rp2.6710,7 triliun. Laju pertumbuhan itu mengungguli catatan per Desember 2024 yang sebesar 2,2% YoY.
Lebih lanjut, tabungan tercatat tumbuh 6,6% YoY menjadi Rp2.844,3 triliun pada Januari 2025. Laju pertumbuhan itu stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Simpanan berjangka masih tumbuh 3,4% YoY pada Januari 2025, hingga menjadi Rp3.124,5 triliun. Laju pertumbuhan itu turun tipis dibandingkan 3,5% YoY pada Desember 2024.