Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) tetap optimistis dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan volatilitas pasar pada tahun ini. Perusahaan akan menerapkan strategi investasi yang dinamis dan berorientasi pada keseimbangan antara imbal hasil optimal dan kestabilan portofolio.
Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life Ong Le Keat mengatakan Allianz Life terus beradaptasi dan mengelola portofolio investasinya dengan cermat meskipun ada ketidakpastian ekonomi global.
“Kami tetap optimis terhadap proyeksi hasil investasi perusahaan pada tahun ini. Meskipun menghadapi tantangan dari ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar, Allianz Life terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengelola portofolio dengan hati-hati,” kata Ong kepada Bisnis, pada Sabtu (15/3/2025).
Lebih lanjut, Ong menjelaskan bahwa strategi investasi Allianz Life berfokus pada instrumen yang mampu memberikan potensi return stabil guna mendukung kinerja investasi yang positif. Menurut Ong, perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi kinerja investasi. Salah satu dorongan positif dalam menjaga stabilitas hasil investasi adalah pemilihan instrumen yang tepat.
“Dorongan positif untuk mendukung hasil investasi ke depannya adalah dengan melakukan pemilihan instrumen yang memiliki potensi return yang baik agar memberikan keseimbangan antara imbal hasil yang optimal dan kestabilan portofolio,” katanya.
Namun, dia juga menekankan bahwa Allianz Life harus tetap waspada terhadap tantangan eksternal yang berpotensi mengganggu kinerja investasi, termasuk fluktuasi pasar dan ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga
Sebagai langkah mitigasi, Allianz Life menerapkan strategi diversifikasi yang lebih luas dan memperkuat manajemen risiko agar dapat beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis.
“Untuk menghadapinya, Allianz Life terus menyesuaikan strategi investasi dengan kondisi pasar yang dinamis. Kami menerapkan pendekatan diversifikasi yang lebih luas, memperkuat manajemen risiko, dan menempatkan investasi pada instrumen yang lebih stabil untuk mengurangi dampak volatilitas pasar,” ungkap Ong.
Pada 2024, Allianz Life Indonesia mencatatkan hasil investasi yang mencapai sekitar Rp484 miliar. Angka tersebut turun 64,3% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp1,35 triliun.
Ong menyebut bahwa adanya penurunan hasil investasi ini sejalan dengan tren penurunan di industri asuransi jiwa secara umum. Menurutnya salah satu faktor penyebabnya karena ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar.
“Faktor-faktor ini mempengaruhi banyak industri, termasuk sektor asuransi,” kata Ong.
Adapun Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat hasil investasi industri asuransi jiwa mengalami kontraksi 24,8% YoY, turun dari Rp31,80 triliun pada 2023 menjadi Rp23,91 triliun pada 2024. Padahal, pada 2023, industri asuransi jiwa mencatatkan lonjakan hasilinvestasi sebesar 45,1% dibandingkan 2022.
Namun demikian, Ong memastikan perusahaan senantiasa mengadaptasi strategi investasi untuk menghadapi kondisi pasar yang dinamis, dengan menempatkan investasi pada instrumen saham yang memberikan return yang baik.
“Sesuai dengan profil risiko dan strategi investasi jangka panjang perusahaan,” kata Ong.
Dikutip dari Laporan Keuangan bulanan Allianz Life Indonesia per Desember 2024 jumlah investasi Allianz Life Indonesia mencapai sebanyak Rp30,7 triliun.
Penempatan investasi paling banyak pada instrumen saham sebantak Rp14,1 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) Rp9,49 triliun, deposito berjangka Rp4,5 triliun, obligasi korporasi Rp1,66 triliun, hingga reksadana Rp630 miliar.