Bisnis.com, JAKARTA –PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) besok, 24 Maret 2025. Terdapat 10 mata acara dalam rapat itu, salah satunya persetujuan untuk membeli kembali saham.
Persetujuan atas rencana pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh perseroan (buyback) dan pengalihan saham hasil buyback yang disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock) perseroan masuk dalam mata acara ke delapan.
Rencana BBRI melakukan buyback telah disampaikan oleh perseroan dengan perkiraan dana maksimal Rp3 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan langkah itu dilakukan untuk menjaga harga saham BBRI yang mengalami koreksi dalam beberapa waktu terakhir, kendati buyback itu bukan merupakan satu-satunya faktor.
“Tetapi kemudian harus sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Artinya kita pasti menjaga harga saham, dan kemudian untuk memberikan motivasi kepada pekerja supaya lebih giat, lebih profesional, dan menjaga corporate governance yang benar,” katanya dalam konferensi pers kinerja keuangan 2024 BRI, awal tahun ini.
Terkait dengan dana yang dialokasikan, Sunarso menyebutkan bahwa tidak ada masalah dengan kecukupan likuditas perseroan. Menurutnya, hal itu sesuai dengan target pasar, kapital dan likuiditas yang dimiliki BRI.
Baca Juga
Dengan target pasar yang didominasi UMKM, dia meyakini bahwa pertumbuhan perseroan dapat terjaga meskipun terdapat dinamika perekonomian.
“Sekarang tinggal bagaimana modal kita. Modal kita sangat melebihi dari cukup, karena CAR [capital adequacy ratio] kita 26%,” sambungnya.
Sunarso menyinggung perihal perkiraan porsi dividen yang akan dibagikan BRI. Menurutnya, dengan permodalan yang kuat tersebut, dia menilai bahwa laba BRI layak dibagikan terlepas dari berapa pun pertumbuhannya dalam 5 tahun ke depan.
Selain menjaga tingkat permodalan tinggi, dia menilai bahwa hal ini patut dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan kinerja perseroan.
“Maka gambaran kira-kira berapa dividend payout ratio, saya kira mungkin mudah-mudahan tidak kurang dibandingkan tahun lalu, di kisaran antara 80%-85% [dari laba], kira-kira seperti itu,” pungkasnya.
Dalam mata acara RUPST kedua, BRI akan penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2024.
Seperti diketahui, BBRI mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun pada 2024. Capaian laba konsolidasi ini terdiri atas laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp60,15 triliun, serta laba untuk kepentingan nonpengendali Rp488,92 miliar.
Dalam dokumen bahan mata acara RUPS Tahunan BRI, perseroan bermaksud membagikan dividen dengan payout ratio sekurang-kurangnya sebesar 85% termasuk dividen interim yang telah dibayarkan, dengan mempertimbangkan kinerja perseroan yang baik dan kondisi permodalan yang kuat.