Bisnis.com, JAKARTA - Kabar bangkrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, menjadi pukulan berat bagi ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar aman dari risiko. Oleh karena itu, penting bagi setiap karyawan untuk memiliki strategi perencanaan keuangan yang matang agar tetap dapat bertahan secara finansial meskipun mengalami PHK.
Pelajaran dari Bangkrutnya Sritex, yang sebelumnya dikenal sebagai raksasa industri tekstil, mengalami kesulitan keuangan akibat berbagai faktor, seperti utang yang membengkak, penurunan permintaan ekspor, serta dampak pandemi Covid-19. Akibatnya, perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya dan akhirnya dinyatakan pailit. Ribuan karyawan yang selama ini bergantung pada penghasilan dari perusahaan tersebut harus menghadapi kenyataan pahit: kehilangan pekerjaan tanpa kepastian masa depan.
Kasus Sritex bukanlah yang pertama dan tentu bukan yang terakhir. Banyak perusahaan lain juga mengalami hal serupa, baik karena krisis ekonomi, persaingan bisnis, maupun perubahan industri. Jika seorang karyawan tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik, kehilangan pekerjaan bisa menjadi bencana finansial yang sulit diatasi.
Perencanaan keuangan yang baik memungkinkan seseorang untuk tetap memiliki dana cadangan saat menghadapi situasi tak terduga, seperti PHK. Tanpa perencanaan yang matang, karyawan yang kehilangan pekerjaan bisa mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, membayar cicilan, atau bahkan kehilangan aset berharga.
Beberapa alasan mengapa perencanaan keuangan menjadi sangat penting bagi karyawan, pertama, menghadapi risiko kehilangan penghasilan, dengan adanya tabungan dan investasi yang cukup, seseorang dapat tetap memenuhi kebutuhan hidup meskipun kehilangan pekerjaan secara mendadak.
Baca Juga
Kedua, mengurangi ketergantungan pada gaji bulanan, jika seorang karyawan hanya mengandalkan gaji tanpa memiliki sumber penghasilan lain, maka kehilangan pekerjaan bisa menjadi beban berat. Dengan perencanaan keuangan yang baik, karyawan bisa membangun sumber penghasilan pasif. Ketiga, mempersiapkan dana darurat yang cukup dapat menjadi penyelamat ketika sumber pendapatan utama terhenti. Empat, membangun aset investasi untuk masa depan yang tepat selama masih bekerja akan membantu karyawan memiliki jaminan finansial di masa depan.
Strategi perencanaan keuangan bagi karyawan, untuk mengantisipasi risiko PHK, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam perencanaan keuangan. Pertama, menyusun anggaran dan mengelola pengeluaran, setiap karyawan harus memahami pola pemasukan dan pengeluarannya. Disarankan untuk membuat anggaran bulanan yang memprioritaskan kebutuhan utama seperti makanan, tempat tinggal, transportasi, serta dana darurat dan investasi. Hindari gaya hidup konsumtif yang dapat menghambat proses menabung dan berinvestasi.
Kedua, menyiapkan dana darurat sangat penting sebagai jaring pengaman keuangan. Idealnya, dana darurat yang disiapkan adalah sebesar 6—12 kali pengeluaran bulanan.
Jika seseorang kehilangan pekerjaan, dana ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara mencari pekerjaan baru atau membangun usaha. Ketiga, memiliki proteksi asuransi jiwa dan kesehatan sangat penting untuk mengantisipasi risiko di masa depan. Jika seorang karyawan mengalami kecelakaan atau sakit saat sudah tidak bekerja, memiliki asuransi akan sangat membantu dalam menutupi biaya pengobatan tanpa harus menguras tabungan atau investasi.
Keempat, berinvestasi untuk masa depan salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan PHK adalah dengan memiliki portofolio investasi yang kuat. Selama masih aktif bekerja, karyawan sebaiknya mengalokasikan sebagian penghasilan mereka ke berbagai instrumen investasi.
Beberapa jenis investasi yang bisa dipertimbangkan, reksa dana cocok bagi karyawan yang ingin berinvestasi secara fleksibel dengan modal terjangkau. Reksa dana memiliki beberapa jenis, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
Deposito berjangka menjadi pilihan investasi yang aman dengan risiko rendah. Deposito bisa menjadi tabungan jangka menengah yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa. Investasi emas dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Karyawan bisa mulai menabung emas secara bertahap sebagai aset untuk masa depan.
Bagi yang memiliki pemahaman investasi lebih dalam, saham bisa menjadi pilihan untuk meningkatkan kekayaan dalam jangka panjang. Namun, investasi ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana dan deposito. Obligasi / Sukuk : Instrumen ini cocok bagi karyawan yang ingin berinvestasi dengan risiko lebih rendah dibandingkan saham. Obligasi/ Sukuk Retail pemerintah, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel, bisa menjadi pilihan menarik. Properti: Jika memiliki modal lebih besar, properti bisa menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan, baik melalui kenaikan harga maupun pendapatan dari penyewaan.
Kelima, membangun sumber penghasilan tambahan, selain investasi karyawan juga perlu mulai mencari sumber penghasilan lain, misalnya melalui bisnis sampingan, freelance, atau aset digital yang bisa menghasilkan pendapatan pasif. Dengan memiliki sumber penghasilan tambahan, dampak dari kehilangan pekerjaan bisa lebih diminimalkan.
Keenam, mengelola utang dengan bijak, utang yang tidak terkendali bisa menjadi beban saat kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, karyawan harus memastikan bahwa utang yang dimiliki masih dalam batas wajar, yaitu maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Hindari utang konsumtif yang tidak memberikan manfaat jangka panjang.
Kasus bangkrutnya Sritex menjadi pengingat bahwa tidak ada pekerjaan yang benar-benar aman. Oleh karena itu, perencanaan keuangan yang baik harus dilakukan sejak dini agar siap menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk PHK.
Karyawan yang bijak adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan gaji bulanan, tetapi juga membangun aset, memiliki investasi, dan menyiapkan dana darurat. Dengan strategi yang tepat, risiko kehilangan pekerjaan tidak akan menjadi bencana finansial, melainkan tantangan yang bisa dihadapi dengan tenang.
Mulailah mengatur keuangan sejak sekarang, karena ketahanan finansial di masa depan sangat ditentukan oleh keputusan yang diambil hari ini.