Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus Lebaran Dorong Paylater Tumbuh di Tengah Perlambatan Ekonomi

Kebutuhan tinggi saat lebaran membuat masyarakat tetap berbelanja meskipun daya beli turun, sehingga pembiayaan alternatif seperti paylater menjadi pilihan.
Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (23/11/2024). / Bisnis-Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Sabtu (23/11/2024). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Momentum lebaran menjadi katalis positif yang mendorong konsumsi masyarakat di saat indikator ekonomi makro menunjukkan penurunan daya beli.

Momentum ini disambut oleh perusahaan pembiayaan PT Indodana Multi Finance dalam menyalurkan pinjaman Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater. Berdasarkan data, tren permintaan paylayer selalu meningkat di momen Lebaran. 

"Kami memahami bahwa kondisi makro ekonomi saat ini menunjukkan dinamika yang perlu diantisipasi. Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen [IKK] mencerminkan kehati-hatian masyarakat dalam membelanjakan dana mereka, namun di sisi lain, Lebaran seharusnya tetap menjadi momen peningkatan konsumsi yang signifikan," kata Direktur Indodana Iwan Dewanto kepada Bisnis, Kamis (27/3/2025).

Merujuk kondisi makro ekonomi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) per Februari 2025 mengalami deflasi 0,09% (year on year/YoY).

Sejalan dengan hal itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukkan penurunan 0,8 poin pada Februari 2025 menjadi 126,4 dari Januari yang sebesar 127,2.  Indeks dari hasil survei Bank Indonesia (BI) tersebut menandai penurunan dua bulan berturut-turut, usai pada Desember 2024 mengalami peningkatan.

"Untuk menyesuaikan dengan kondisi ini, Indodana PayLater terus memperluas akses dan layanan ke merchant yang lebih beragam ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk segmen kebutuhan primer dan rumah tangga, sehingga pengguna dapat memanfaatkan layanan BNPL untuk belanja yang lebih terencana," ujarnya.

Selain itu, Iwan mengatakan perusahaannya juga memastikan fleksibilitas tenor dan promo khusus yang dapat membantu masyarakat mengelola keuangan dengan lebih bijak selama periode ini.

"Kami juga melakukan penerapan sistem credit scoring yang lebih prudent dan selektif untuk antisipasi penurunan Indeks Keyakinan Konsumen sehingga diharapkan akan tercipta pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menjelaskan meskipun IKK yang menunjukkan level di atas 100 berarti konsumen tetap optimis dengan kondisi ekonomi, tetapi penurunan yang terjadi pada Februari 2024 tersebut menjadi indikasi ada perlambatan konsumsi rumah tangga.

Menurutnya, salah satu solusi yang dapat menangkal perlambatan konsumsi rumah tangga tersebut adalah dukungan pembiayaan, baik pembiayaan konvesnional dari bank maupun pembiayaan keuangan non bank.

"Kalau kita lihat saat ini yang paling masih meningkat itu BNPL, terlepas dari adanya faktor daya beli, permintaan BNPL ini cukup signifikan. Terlebih kalau dilihat daya beli turun kebutuhan jalan, otomatis masyarakat tidak punya pilihan lain selain dari pembiayaan. Pembiayaan yang tersedia adalah pembiayaan alternatif," kata Huda.

Adapun pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 meningkat sebesar 41,9% (YoY) menjadi Rp7,12 triliun. Sementara itu kualitas kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) gross bisa terjaga di level 3,37%, walaupun meningkat dari 2,99% pada posisinya di Desember 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper