Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Dolar AS di BCA hingga BNI Nyaris Sentuh Rp17.000 usai Libur Lebaran

Kurs dolar Amerika Serikat (AS) di sejumlah bank mulai mendekati level Rp17.000 pada hari ini, Senin (7/4/2025) atau usai libur Lebaran 2025.
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis com, JAKARTA – Kurs dolar Amerika Serikat (AS) di sejumlah bank mulai mendekati level Rp17.000 pada hari ini, Senin (7/4/2025) atau usai libur Lebaran 2025.

Kondisi itu tecermin dari nilai tukar rupiah di bank-bank seperti BCA, BRI, BNI, hingga OCBC. Bank-bank tersebut masih melayani transaksi valuta asing melalui kanal elektronik di tengah penyesuaian operasional selama libur Idulfitri 1446 Hijriah.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.35 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.600 dan harga jual sebesar Rp16.995 berdasarkan e-rate.

Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS per pukul 09.38 WIB masing-masing sebesar Rp16.678 dan Rp16.944 untuk e-rate.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pada pukul 09.35 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.355 dan harga jual sebesar Rp16.985 berdasarkan special rates.

Adapun, PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) menetapkan harga beli dolar AS senilai Rp16.483 dan harga jual sebesar Rp16.993, berdasarkan bank notes pukul 09.46 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak melemah ke level Rp17.050 per dolar AS awal pekan ini. Ambrolnya rupiah ini disebabkan oleh sejumlah sentimen yang datang dari global. 

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang rupiah menyentuh level Rp17.006 pada perdagangan Jumat malam (4/4/2025) di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) yang diperdagangkan di luar negeri. Menurut Ibrahim, banyak data fundamental yang mempengaruhi pelemahan rupiah.

"Salah satunya adalah rilis data tenaga kerja di Amerika yang berada di luar ekspektasi, lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya," ucap Ibrahim, Sabtu (5/4/2025).

Sentimen selanjutnya adalah bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang memberikan testimoni bahwa terlalu dini untuk menurunkan suku bunga saat ini, dalam kondisi ekonomi global sedang bermasalah dan inflasi yang masih tetap tinggi.

"Sehingga yang tadinya The Fed yang akan menurunkan suku bunga pada tahun 2025 sebanyak 3 kali, 75 basis poin, ada kemungkinan besar ini hanya tinggal mimpi. Ini yang membuat indeks dolar kembali lagi mengalami penguatan yang cukup signifikan," ucapnya. 

Sementara itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memandang bahwa kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump berpotensi menekan nilai tukar rupiah ke depan.

Ekonom Senior Indef M. Fadhil Hasan menjelaskan bahwa penerapan tarif baru itu memiliki implikasi terhadap sisi perdagangan Indonesia hingga depresiasi nilai tukar rupiah.

Menurutnya, produk ekspor negara lain yang dijual di AS akan mengalami kenaikan harga, sehingga mendorong peningkatan inflasi di negeri Paman Sam. Hal tersebut akan memicu The Fed untuk menyesuaikan kebijakan moneter.

“Kalau misalnya inflasi itu meningkat di Amerika, maka kebijakan The Fed itu biasanya menghentikan atau mengontrol inflasi itu adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga,” kata Fadhil dalam diskusi publik secara virtual, Jumat (4/4/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper