Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan mencapai 9,16% secara tahunan (year on year/YoY) pada Maret 2025.
Gubernur BI Perry Wajiyo menyebut bahwa laju pertumbuhan itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,3% YoY.
“Pertumbuhan kredit perbankan pada Maret 2025 tercatat sebesar 9,16% YoY, lebih rendah dari 10,3% YoY pada Februari 2025,” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (23/4/2025).
Dia menjelaskan bahwa dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit dan kondisi likuiditas perbankan sejauh ini masih memadai.
Namun, Perry menggarisbawahi bahwa sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan, baik dana pihak ketiga (DPK) maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit.
Sementara itu, dari sisi permintaan, kontribusi pertumbuhan kredit ditopang oleh sektor industri pertambangan dan jasa sosial.
Baca Juga
Sedangkan kontribusi pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi dan perdagangan masih terbatas seiring dengan pola pertumbuhan sektoral ekonomi Indonesia.
“Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,18% YoY, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,95% YoY,” lanjutnya.
Perry melanjutkan, bank sentral akan mewaspadai berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik, karena dinilai dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan kredit dan preferensi penempatan aset likuid oleh perbankan.
Itu sebabnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11-13% pada akhir tahun ini.