Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Thomas Sudarma

Direktur Enterprise Banking & Financial Institution, PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Dukungan Perbankan untuk Pelaku Usaha di Tengah Ketidakpastian

Tarif AS membuat banyak bisnis gamang. Mulai dari konflik berkepanjangan, suku bunga yang tinggi, hingga pelemahan daya beli konsumen.
Ilustrasi bank/shutterstock
Ilustrasi bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bulan ter­akhir, beragam ketidakpastian memengaruhi pelaku usaha di Indonesia. Ke­­­­bi­­­jakan tarif yang ditetapkan pemerintah Amerika Seri­­­­kat (AS) menjadi gun­­­cang­­­an terbaru.

Meskipun ada wa­­­ca­­­na penundaan, serta ne­­­­go­­­siasi pemerintah RI dan AS, berbagai potensi dam­­pak mewajibkan bisnis me­­­la­­ku­­­kan kalkulasi secara lebih mendalam. Apalagi untuk mereka yang bisnisnya punya keterkaitan global, baik pa­­­sarnya maupun sumber bahan bakunya.

Tarif AS menjadi satu dari banyak hal yang membuat banyak bisnis gamang. Mulai dari konflik berkepanjangan, suku bunga yang tinggi, hingga pelemahan daya beli konsumen, memaksa perusahaan untuk menjadi semakin fleksibel dan mencari jalan keluar terhadap risiko yang mungkin dihadapi.

Tanda-tanda tantangan memang sudah terlihat di Indonesia. Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dirilis Bank Indonesia memproyeksikan saldo bersih tertimbang (SBT) aktivitas kegiatan usaha pada kuartal pertama 2025 lebih rendah dibanding tahun lalu, mencerminkan respons positif yang menurun

Selain itu, pelemahan nilai rupiah terhadap mata uang asing, deflasi, hingga fluktuasi harga saham juga menjadi indikator yang diwaspadai dunia bisnis.

Secara global, Dana Mone­ter Internasional (IMF) sudah menurunkan perkiraan per­­tumbuhan global tahun 2025 menjadi sebesar 2,8%, di bawah perkiraaan semula sebesar 3,3%. Diperkirakan, ini akan menjadi pertumbuhan terlambat sejak pandemi Covid-19.

IMF juga memperkirakan akan ada ‘diskon’ pertumbuhan pada ekonomi raksasa AS dan China. Bursa saham di seluruh dunia juga mengalami koreksi setelah pengumuman tarif pemerintah AS, serta pula gejolak harga komoditas seperti minyak bumi.

Penyedia Solusi

Sebagai bagian dari urat nadi perekonomian, industri perbankan juga menghadapi tantangannya sendiri. Suku bunga yang tinggi meredam permintaan terhadap kredit, meski regulator tetap menargetkan adanya pertumbuhan sekitar 9%—11% pada tahun 2025.

Di sisi lain, perbankan menghadapi risiko pengetatan likuiditas, seiring pertumbuhan dana pihak ketiga yang kurang menggembirakan dan meningkatnya permintaan terhadap instrumen investasi alternatif.

Meski demikian, peran industri perbankan dalam mendukung para pelaku bisnis menavigasi berbagai kemungkinan tetap penting. Besarnya peran tersebut tergantung pada dua hal, yaitu keahlian dan wawasan bank untuk memberi informasi yang tepat bagi nasabah, dan solusi finansial yang tepat menjawab kebutuhan nasabah.

Pertama, dengan keahlian dan wawasan. Karena ketidakpastian yang dihadapi dunia usaha kini sudah tidak lagi terbatas pada tantangan di Indonesia, maka bank yang memiliki keahlian dan jaringan global dan lokal akan mampu bertindak menjadi penasihat (advisor) yang baik bagi nasabah. Ketika bank bertindak sebagai advisor bagi nasabah, bank harus dapat responsif terhadap perubahan yang begitu cepat, dengan perspektif yang beragam.

Kedua, dengan menjadi penyedia solusi finansial. Bank yang memiliki solusi finansial beragam, holistik, dan bahkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan unik masing-masing nasabah, akan dapat berkontribusi signfiikan bagi nasabah.

Dengan menjadi mitra nasabah sehari-hari, bank menyediakan ragam solusi finansial seperti transaction banking dan tresuri yang dapat mendukung nasabah mengelola arus kas (cash flow), permodalan, serta membantu lindung nilai (hedging) terhadap volatilitas nilai tukar dan suku bunga.

Selain itu, karena begitu terikatnya dunia usaha masa kini dengan rantai pasok lokal maupun global, solusi financial supply chain juga akan membantu nasabah mengelola bisnisnya dengan lebih efektif. Bahkan, solusi-solusi tersebut kini sudah tersedia daring (online), sehingga nasabah dapat memanfaatkan solusi finansial dengan lebih mudah dari manapun dan kapan pun.

Lebih jauh, dukungan tersebut bukan hanya untuk perbankan korporasi semata, melainkan juga dapat menjangkau nasabah ritel yang juga kini menghadapi tantangan.

Sebut saja, jika bank menyediakan solusi finansial untuk pengembang perumahan, di sisi lain bank yang sama juga mungkin menyediakan solusi kredit perumahan untuk calon penghuni. Juga bank yang memberi solusi finansial untuk pabrik kendaraan bermotor, juga menyediakan solusi kredit kendaraan kepada calon pembeli.

Apalagi, dengan menggabungkan kekuatan global dan lokal, solusi finansial yang ditawarkan bisa menjadi semakin beragam. Apabila solusi finansial konvensional seperti kredit dapat diberikan dengan kekuatan di Indonesia, jaringan global dapat membuka peluang solusi finansial alternatif, seperti penerbitan surat utang berbasis mata uang asing (global bond), kredit sindikasi, pembiayaan proyek (project finance), menghu­­­bungkan investor, pemasok, dan pembeli antarnegara de­­­ngan skema temu bisnis (business matching), hingga pembiayaan export credit agency.

Dari segala bentuk dukungan tersebut, bank dapat mendukung penciptaan sebuah siklus yang menguntungkan (virtuous cycle) bersama dengan dunia usaha. Siklus yang dimaksud adalah, bank memberikan wawasan agar nasabah dapat mengambil keputusan bisnis terbaik, dapat kemudian menyediakan solusi finansial berdasarkan keputusan bisnis tersebut.

Harapannya, dukungan yang diberikan akan terus menumbuhkan bisnis nasabah, dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan bank.

Di tengah ketidakpastian yang dihadapi dunia usaha pada saat ini, industri perbankan dapat terus berkontribusi kepada pelaku usaha untuk mendukung bisnis mereka. Semangat tumbuh bersama antara bank dan pelaku usaha akan menjadi cara terbaik untuk maju dalam menghadapi segala tantangan.

Tanggung jawab bank kini adalah untuk menjadi mitra yang dapat dipercaya, memberikan nasihat, wawasan, dan solusi finansial terbaik kepada nasabah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper