Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blak-blakan Bos Asosiasi Asuransi Jiwa Syarat Anggotanya Investasi Lebih Besar di Pasar Saham Cs

Investasi industri asuransi jiwa pada instrumen pasar modal termasuk saham, sukuk korporasi, dan reksa dana tercatat sebesar Rp251,24 triliun pada tahun lalu.
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Industri asuransi jiwa didorong memperkuat perannya sebagai investor institusi guna memperkuat pasar modal domestik. Di sisi lain ada tantangan investasi, salah satunya berupa volatilitas pasar yang tinggi.

Fauzi Arfan, Ketua Bidang Produk, Manajemen Risiko dan GCG Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan industri asuransi jiwa berperan aktif dalam memperkuat pasar modal domestik melalui penempatan investasi jangka panjang.

Berdasarkan data AAJI hingga 31 Desember 2024, total investasi industri asuransi jiwa pada instrumen pasar modal termasuk saham, sukuk korporasi, dan reksa dana tercatat sebesar Rp251,24 triliun. Jumlah ini setara 46,4% dari total aset investasi industri asuransi.

"Tantangannya adalah tingginya volatilitas pasar saham dan reksa dana akibat ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, keterbatasan instrumen investasi domestik yang sesuai dengan kebutuhan matching asset-liability perusahaan asuransi juga menjadi tantangan," kata Fauzi kepada Bisnis, dikutip Senin (5/5/2025).

Hambatan berikutnya adalah fluktuasi nilai tukar dan inflasi yang menurut Fauzi dapat berdampak terhadap nilai investasi dan profitabilitas.

Sementara di sisi lain, Fauzi melihat sejumlah peluang industri asuransi jiwa meningkatkan kontribusinya memperkuat pasar modal dalam negeri. Pertama, industri asuransi jiwa menjadi bagian penting dalam memperluas basis investor institusi yang mendukung likuiditas dan pendalaman pasar modal nasional.

Kedua, industri asuransi jiwa dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan di instrumen berbasis ekuitas, obligasi korporasi, dan instrumen berbasis ESG yang berkembang di pasar domestik.

Dengan mempertimbangkan tantangan dan peluang tersebut, ada beberapa variabel yang menjadi perhatian industri asuransi jiwa dalam meningkatkan investasi mereka. Pertama adalah faktor ketidakpastian pasar investasi akibat gejolak ekonomi global, perubahan kebijakan moneter, fluktuasi nilai tukar rupiah, serta pelemahan daya beli domestik.

Kedua, variabel ketidaksesuaian durasi aset dan liabilitas atau asset-liability mismatch yang dapat mengganggu stabilitas keuangan perusahaan asuransi jiwa.

Ketiga, keterbatasan instrumen safe-haven di dalam negeri dalam jumlah dan likuiditas yang cukup untuk menyerap alokasi dana besar dari industri.

Fauzi melanjutkan, strategi yang bisa dilakukan industri asuransi untuk memitigasi beragam variabel tersebut adalah dengan penerapan strategi investasi jangka panjang berbasis manajemen risiko yang disiplin, dengan fokus pada matching liability.

Selanjutnya, melakukan diversifikasi portofolio investasi ke berbagai kelas aset, baik berbasis pasar modal maupun instrumen pendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara (SBN).

Selain itu, menurutnya penting bagi industri asuransi jiwa melakukan penguatan pengelolaan risiko investasi melalui penerapan stress testing rutin dan dynamic asset allocation.

"Komunikasi intensif kepada pemegang polis dan masyarakat juga diperlukan untuk menjaga kepercayaan dan menghindari kepanikan akibat fluktuasi jangka pendek. AAJI tetap optimistis bahwa dengan pendekatan investasi yang hati-hati dan adaptif, industri asuransi jiwa dapat menjaga stabilitas keuangannya sekaligus mendukung penguatan pasar modal nasional," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper