Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Ekonomi dari Kinerja Bank: Saldo Orang Kaya Turun, Kredit Konsumsi Lesu

Saat ekonomi Indonesia melambat pada kuartal I/2025, terdapat penurunan saldo nasabah kaya dan perlambatan kredit konsumsi bank.
Ilustrasi bank. /Freepik
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah laporan dari industri perbankan dapat menggambarkan kondisi ekonomi saat ini. Ketika ekonomi Indonesia melambat pada kuartal I/2025, terdapat penurunan saldo nasabah kaya dan perlambatan kredit konsumsi bank.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat bahwa saldo simpanan kelompok menengah ke atas atau pada rentang Rp2 miliar hingga Rp5 miliar menyusut pada Maret 2025. Hal ini berbarengan dengan kondisi pelambatan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan.

Berdasarkan data distribusi simpanan LPS per Maret 2025 yang dikutip pada Selasa (6/5/2025), saldo tiering nominal simpanan itu tercatat minus 1% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD), pada saat kelompok lainnya masih mencatatkan pertumbuhan.

Total simpanan tiering Rp2 miliar hingga Rp5 miliar ini mencapai Rp706,54 triliun atau setara dengan 7,8% dari total simpanan yang dicatat LPS sebesar Rp9.077,85 triliun per bulan ketiga tahun ini.

Dalam jangka waktu bulanan, realisasi nominal simpanan nasabah menengah ke atas itu juga terkoreksi 0,7%, kendati masih bertumbuh 2,7% dalam waktu satu tahun (year on year/YoY).

Sementara itu, tiering nominal lainnya membukukan pertumbuhan sepanjang tahun berjalan. Saldo nasabah dengan nominal di atas Rp5 miliar, misalnya, tumbuh 3,5% secara YtD hingga mencapai Rp4.879,05 triliun.

Di sisi lain, kelompok nominal terendah yakni di bawah Rp100 juta mencatkan pertumbuhan saldo 2,4% sepanjang tahun berjalan dengan total saldo Rp1.133,06 triliun.

Terpisah, Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga pada Maret 2025 mencapai Rp8.725,6 triliun, tumbuh 4,7% YoY. Namun, torehan itu melambat dari pertumbuhan per Februari 2025 yang sebesar 5,6% secara tahunan.

Sinyal Ekonomi dari Kinerja Bank: Saldo Orang Kaya Turun, Kredit Konsumsi Lesu

Pegawai melayani nasabah Bank BJB Syariah di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Pelambatan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan DPK korporasi yang hanya tumbuh 9,7% YoY menjadi Rp4.204,1 triliun per Maret 2025, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 12,9%.

Di sisi lain, simpanan golongan nasabah perorangan menunjukkan perbaikan dengan tumbuh 1,1% YoY menjadi Rp4.116,1 triliun, usai terkontraksi 0,9% pada Februari 2025.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Kepatuhan PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) Efdinal Alamsyah mengidentifikasi bahwa tren ini disebabkan oleh berbagai faktor di lingkup perekonomian domestik.

“Kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat, pengetatan likuiditas pasar uang, dan kompetisi instrumen investasi non-perbankan seperti SBN ritel atau pasar modal,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (7/5/2025).

Dia menjelaskan, apabila pertumbuhan DPK ini tak kunjung membaik, maka tekanan likuiditas yang terjadi berpotensi untuk membatasi ekspansi kredit perbankan.

Kredit Konsumsi Bank

Sinyal pelemahan konsumsi mulai terlihat di perbankan. Tercatat kredit konsumsi yang disalurkan perbankan mengalami pelambatan pada Maret 2025.

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 9,5% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp2.235,7 triliun pada Maret 2025, lebih lambat dari pertumbuhan 10,2% YoY pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan Analisis Uang Beredar BI, pelambatan terjadi di semua jenis kredit konsumsi yakni kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Laju pertumbuhan KPR terpantau melambat dari 10,7% YoY menjadi 8,9% pada Maret 2025, dengan total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp806,2 triliun. Pertumbuhan KKB juga melambat dari 6,1% YoY pada Februari 2025 menjadi 5,9% YoY pada bulan ketiga tahun ini, dengan total kredit sebesar Rp144,8 triliun.

Sementara itu, kredit multiguna tercatat tumbuh 9,7% YoY pada Maret 2025, lebih rendah dari pertumbuhan 10,3% YoY pada bulan sebelumnya. Total kredit multiguna yang disalurkan mencapai Rp1.284,7 triliun.

Menanggapi hal ini, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memandang bahwa penyaluran kredit konsumer dipengaruhi berbagai faktor, termasuk pendapatan rumah tangga yang berkorelasi erat dengan kondisi ekonomi.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut bahwa pihaknya turut mencermati perkembangan ekonomi dan pola konsumsi masyarakat untuk memastikan pertumbuhan kredit secara berkelanjutan.

“Kredit konsumer BCA naik 11,3% YoY menjadi Rp225,7 triliun per Maret 2025, ditopang KPR yang tumbuh 10,5% YoY hingga Rp135,3 triliun dan kredit kendaraan bermotor yang naik 12,3% YoY menjadi Rp67,1 triliun,” katanya kepada Bisnis, Rabu (7/5/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper