Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salip Menyalip Laba Bank Milik Konglomerat RI, Ada yang Lompat di Tengah Merger

Berikut rangkuman Bisnis mengenai kinerja 10 bank milik konglomerat pada kuartal petama tahun ini.
Ilustrasi bank/shutterstock
Ilustrasi bank/shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA — Bank-bank milik konglomerat di Indonesia mencatatkan kinerja beragam pada kuartal I/2025 di tengah gejolak perekonomian global maupun domestik.

Terdapat setidaknya 10 bank milik deretan konglomerat yang tersebar dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) berbeda, yaitu KBMI I dengan modal inti kurang dari Rp6 triliun, KBMI II dengan modal inti Rp6 triliun—14 triliun, KBMI III (Rp14 triliun—70 triliun), serta KBMI IV dengan modal inti di atas Rp70 triliun.

Bank swasta jumbo milik Hartono bersaudara yakni Bank Central Asia (BCA) membukukan laba bersih konsolidasi Rp14,1 triliun pada bulan ketiga tahun ini, menjadi yang terdepan di antara bank konglomerat lainnya.

Sementara itu, bank yang terafiliasi oleh konglomerat lainnya seperti Bank Jago, Nobu Bank, hingga Bank Mayapada kembali menorehkan laju pertumbuhan laba bersih yang tinggi hingga melampaui 100%.

Sebagai informasi, dua bank milik konglomerat, yaitu Nobu milik James Riady dan MNC Bank milik Hary Tanoesoedibjo masih dalam proses merger.

Meskipun, hingga kini belum tampak 'hilal' rampungnya penggabungan keduanya. Padahal, merger itu awalnya ditargetkan selesai pada Agustus 2023 atau molor hampir dua tahun.

Berikut rangkuman Bisnis mengenai kinerja 10 bank milik konglomerat pada kuartal petama tahun ini:

BCA

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA dan entitas anak membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp14,1 triliun sepanjang kuartal I/2025, tumbuh 9,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp12,9 triliun.

“Total kredit Rp941 triliun per Maret 2025, naik 12,6% secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini ditopang ekspansi pembiayaan di berbagai sektor,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/4/2025).

Sementara itu, simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) BCA mencapai Rp1.193 triliun, naik 6,5% YoY pada kuartal I/2025. Dana murah atau current account saving account (CASA) menjadi kontributor utama pendanaan BCA dengan pertumbuhan 8,3% YoY menjadi Rp979 triliun, atau sekitar 82% total DPK. 

Bank Panin

PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik taipan Mu’min Ali Gunawan mencatatkan laba bersih senilai Rp749,4 miliar pada kuartal I/2025, tumbuh 1,25% dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Pencapaian tersebut karena telah terpenuhinya kebutuhan pencadangan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir, sejalan dengan membaiknya kualitas kredit yang diberikan," kata Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo dalam siaran pers, Rabu (30/4/2025).

Bank Panin mencatatkan penyaluran kredit yang turun 0,67% YoY menjadi Rp145,06 triliun, sementara DPK meningkat 5,42% ke angka Rp149,58 triliun. Dengan demikian, aset konsolidasi Bank Panin meningkat 3,1% YoY menjadi Rp228,88 triliun pada Maret 2025.

Bank Mega

PT Bank Mega Tbk. (MEGA) milik konglomerat Chairul Tanjung mencatatkan laba bersih Rp532,49 miliar pada kuartal I/2025, turun 33,65% dari Rp802,51 miliar pada periode sama tahun lalu.

Mengutip laporan keuangannya, penyaluran kredit Bank Mega tumbuh tipis 0,09% YoY menjadi Rp65,57 triliun pada kuartal I/2025, dari sebelumnya Rp65,51 triliun. Aset perseroan meningkat 5,06% dari Rp126,53 triliun menjadi Rp132,94 triliun sepanjang periode serupa.

Tekanan kinerja paling besar tampak pada sisi pendanaan. DPK Bank Mega pada kuartal I/2025 turun 12,11% YoY menjadi Rp82,39 triliun, dari sebelumnya Rp93,75 triliun.

Nobu Bank

PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik taipan James Riady membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp110,1 miliar pada kuartal I/2025, melonjak 115,76% YoY dari sebelumnya Rp51,03 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Nobu Bank telah menyalurkan kredit Rp20,78 triliun hingga Maret 2025, naik 24,82% dari Rp16,65 triliun pada Maret 2024. Aset perseroan pun terkerek naik 29,81% YoY dari Rp29,19 triliun menjadi Rp37,9 triliun.

Dari sisi simpanan, DPK yang dihimpun Nobu Bank tumbuh 22,75% dari Rp20,03 triliun pada kuartal I/2024 menjadi Rp24,59 triliun pada kuartal I/2025.

Bank Jago

PT Bank Jago Tbk. (ARTO) milik Jerry Ng membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) senilai Rp60 miliar pada kuartal I/2025, tumbuh 178% YoY dari Rp22 miliar.

Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung menyampaikan bahwa realisasi itu sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 42% YoY, dari Rp14,3 triliun menjadi Rp20,3 triliun.

Sementara itu, DPK Bank Jago tumbuh 62% YoY menjadi Rp21,4 triliun per kuartal I/2025, dibandingkan sebelumnya Rp13,2 triliun.

“Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra [partner], seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4/2025).

Bank Sinarmas

Bank milik keluarga Widjaja yakni PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) mencetak laba bersih konsolidasian Rp57,12 miliar pada kuartal I/2025, turun 39,87% dari sebelumnya Rp94,98 miliar.

Mengutip laporan keuangan BSIM, jumlah kredit yang disalurkan tumbuh tipis 0,51% YoY menjadi Rp13,54 triliun pada tiga bulan awal tahun ini. Aset perseroan minus 3,45% YoY menjadi Rp50,42 triliun.

Sementara itu, pendanaan atau DPK Bank Sinarmas juga terkontraksi 0,58% dari Rp40,37 triliun pada Maret 2024 menjadi Rp40,14 triliun pada Maret 2025. Giro tampak turun 5,65% YoY menjadi Rp14,66 triliun.

MNC Bank

PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo membukukan laba bersih Rp19,9 miliar pada kuartal I/2025, tumbuh 34,04% YoY dari sebelumnya Rp14,85 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, penyaluran kredit MNC Bank tumbuh 11,52% menjadi Rp11,4 triliun pada kuartal I/2025 dari Rp10,23 triliun pada kuartal I/2024. Aset perseroan pun naik 13,48% YoY dari Rp18,29 triliun menjadi Rp20,76 triliun.

Tekanan kinerja juga dialami MNC Bank dari sisi penghimpunan DPK yang turun 3,7% dari Rp13,92 triliun pada Maret 2024 menjadi Rp13,4 triliun pada Maret 2025.

Bank INA

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) milik Anthoni Salim membukukan laba bersih Rp14,36 miliar pada kuartal I/2025, turun 56,23% secara tahunan dari Rp32,81 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Bank INA tercatat menyalurkan kredit senilai Rp13,39 triliun pada Maret 2025, naik 7,74% YoY dari Rp12,42 triliun pada Maret 2024.

Namun, kinerja penghimpunan simpanan atau mengalami tekanan dengan minus 8,86% dari Rp22,6 triliun menjadi Rp20,6 triliun sepanjang periode yang sama.

Bank Mayapada

PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir mencetak laba bersih Rp11,27 miliar, tumbuh signifikan 104,83% YoY pada kuartal I/2025 dari sebelumnya Rp5,5 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Bank Mayapada tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp105,01 triliun, tumbuh tipis 0,26% YoY dari sebelumnya 104,73 triliun.

Sementara itu dari sisi pendanaan, DPK yang dihimpun Bank Mayapada meningkat 5,16% YoY menjadi Rp127,02 triliun per kuartal I/2025. 

Bank Sampoerna

PT Bank Sahabat Sampoerna milik keluarga taipan Sampoerna membukukan laba bersih Rp5,3 miliar pada kuartal I/2025, turun 79,9% YoY dari sebelumnya Rp26,34 miliar.

CEO Bank Sampoerna Ali Yong menyebut bahwa pihaknya mencatat total pembiayaan sebesar Rp11,9 triliun, tumbuh 2%. Sebesar 63% atau Rp7,4 triliun di antaranya disalurkan untuk UMKM.

Sementara itu, DPK yang dihimpun Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp13,4 triliun per Maret 2025, naik 4,4% YoY dari sebelumnya Rp12,9 triliun.

“Kami terus berkomitmen untuk mendukung UMKM yang kami jalankan dengan terus memanfaatkan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis,” kata Ali dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper