Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wanti-wanti OJK ke Bank Digital soal Suku Bunga

OJK telah meminta bank digital untuk melakukan penyesuaian bunga simpanan secara bertahap, khususnya untuk instrumen deposito.
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti industri perbankan digital Tanah Air agar dapat menyesuaikan tingkat suku bunga di tengah persaingan dalam menghimpun dana masyarakat.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa dalam konteks rencana bisnis bank (RBB) maupun pengawasan, pihaknya telah meminta bank digital untuk melakukan penyesuaian bunga simpanan secara bertahap, khususnya untuk instrumen deposito.

“Agar tetap sejalan dengan kondisi pasar, kemudian juga mempertimbangkan rasio keuangan yang sehat yaitu BOPO [beban operasional terhadap biaya operasional] dan cost of fund, serta tidak menciptakan persaingan bunga yang tidak sehat,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan, Senin (2/6/2025).

Terkait suku bunga perbankan yang masih tinggi kendati Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate, Dian mengakui bahwa transmisi kebijakan suku bunga memang membutuhkan waktu.

Menurutnya, implementasi hal tersebut juga berbeda bagi masing-masing bank, karena berkenaan dengan struktur pendanaan, kondisi likuiditas, profil risiko, hingga strategi bisnis setiap bank.

Itu sebabnya, OJK mendorong industri perbankan termasuk bank digital agar melakukan penyesuaian secara transparan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang memadai, terutama atas risiko yang melekat atau inherent.

“OJK juga terus memonitor dan memperkuat arahan kebijakan agar transmisi kebijakan moneter berjalan lebih efektif dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Dian.

Sebelumnya, sejumlah bank digital menyatakan belum memiliki rencana penyesuaian suku bunga, baik simpanan maupun pinjaman, usai BI memangkas suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,50% pada bulan lalu.

PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) menyatakan bahwa transmisi suku bunga belum akan dijalankan perseroan dalam waktu dekat. SVP Finance Amar Bank David Wirawan menyebut bahwa pihaknya telah menakar tingkat profitabilitas terlepas dari kebijakan moneter tersebut.

"Saat ini belum ada penyesuaian suku bunga karena secara kredit, kami sudah menakar NPL dan profit, sehingga suku bunga tidak menjadi concern. Kalau cost of fund masih bisa kami absorb, kami akan tetap stay," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Selain itu, David menyebutkan pasar yang digarap Bank Amar tidak terlalu sensitif terhadap perubahan suku bunga. Bank milik Tolaram Group ini cenderung menyasar segmen UMKM.

Senada, bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), juga menyatakan belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga.

Presiden Direktur Allo Bank Indra Utoyo menjelaskan bahwa keputusan ini mempertimbangkan kondisi makroekonomi yang masih menantang, termasuk tekanan likuiditas yang tinggi dan persaingan DPK yang semakin ketat.

“Pada saat ini kami belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga deposito, mengingat tekanan likuiditas yang masih tinggi dan kompetisi DPK yang cukup ketat,” kata Indra kepada Bisnis, Rabu (21/5/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper