Bisnis.com, JAKARTA — Optimisme perbankan dalam menjalankan layanan beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL) masih terjaga, meskipun terdapat tren pelambatan pada empat bulan pertama tahun ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 26,59% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp21,35 triliun, seiring dengan jumlah rekening paylater yang mencapai 24,36 juta pada April 2025.
“Porsi kredit buy now pay later atau BNPL perbankan tercatat sebesar 0,27%, tentu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total kredit perbankan,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, Senin (2/6/2025).
Namun demikian, laju pertumbuhan baki debet BNPL perbankan ini turun dari capaian Maret 2025 yang tercatat sebesar 32,18% (YoY) menjadi Rp22,78 triliun. Jumlah rekening pun melandai dari 24,56 juta pada bulan ketiga tahun ini.
Realisasi itu juga lebih rendah dari pertumbuhan per Februari 2025 yang sebesar 36,6% (YoY) hingga mencapai Rp21,98 triliun dan jumlah rekening sebanyak 23,66 juta. Torehan pada Januari 2025 pun lebih tinggi dengan baki debet kredit BNPL yang tumbuh 46,45% (YoY) menjadi Rp22,57 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta.
Menanggapi hal ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyampaikan bahwa transaksi produk BNPL yakni Livin’ Paylater terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan meningkatnya tren transaksi nontunai di kalangan masyarakat.
Baca Juga
Corporate Secretary Bank Mandiri M. Ashidiq Iswara menyampaikan bahwa frekuensi transaksi Livin’ Paylater naik 2,8 kali lipat secara tahunan hingga akhir Maret 2025, kendati tak memerinci nominalnya.
“Menurut kami, akselerasi ini mencerminkan respons positif dari masyarakat terhadap solusi pembayaran digital yang fleksibel dengan kualitas kredit yang membaik, tecermin dari jumlah pengguna yang naik 2,3 kali lipat secara tahunan pada periode yang sama,” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/6/2025).
Dia menjelaskan, Bank Mandiri menyediakan opsi tenor yang bervariasi mulai dari 1 hingga 12 bulan dalam layanan Livin’ Paylater sebagai bentuk komitmen dalam menghadirkan kemudahan finansial.
Menurutnya, nasabah dapat menyesuaikan cicilan dengan preferensi dan kemampuan masing-masing. Suku bunga yang ditawarkan disebutnya bersifat kompetitif untuk memastikan pengalaman bertransaksi yang tetap efisien dan terjangkau.
“Ke depannya, kami optimis Livin’ Paylater dapat menjadi pilihan transaksi nasabah yang praktis dan fleksibel,” ujar Ashidiq.
Senada dengan Bank Mandiri, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memandang adanya animo yang tinggi dari masyarakat sejak layanan Paylater BCA sejak diluncurkan pada Oktober 2023.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut bahwa Paylater BCA merupakan upaya perseroan untuk memperkuat ekosistem digital melalui layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
“Hingga kuartal I/2025, outstanding Paylater BCA mencapai Rp356 miliar atau naik sekitar 96% [YoY],” katanya kepada Bisnis.
Selain itu, dia menyebut Paylater BCA hadir untuk memberikan layanan pembayaran yang fleksibel serta memastikan keuangan nasabah tetap terkelola dengan baik.
Layanan tersebut juga tercakup dalam komitmen BCA dalam menyalurkan kredit secara pruden, sekaligus mempertimbangkan prinsip-prinsip kehati-hatian dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin.
“Kami berharap transaksi menggunakan Paylater BCA dapat mencatatkan pertumbuhan positif pada 2025,” ujar Hera.