Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan meluncurkan sejumlah layanan untuk mendukung loyalitas nasabah sekaligus meningkatkan transaksi.
Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan menyampaikan perseroan menargetkan layanan paylater dan kartu kredit meluncur tahun ini atau paling lambat Desember 2025.
“Paylater dan kartu kredit harus tahun ini. Kenapa? Karena itu lifestyle. [Maksimal dirilis] Desember [2025],” kata Rully dalam media briefing di Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).
Selain merilis layanan paylater dan kartu kredit bagi nasabahnya, BTN tahun ini juga akan meluncurkan bisnis private banking. Rully mengungkap, private banking ini menyasar segmentasi teratas dengan minimal rekening mulai dari Rp15 miliar.
Dia menjelaskan segmentasi baru ini dibutuhkan mengingat potensinya yang masih sangat besar. Menurutnya, ada sekitar 42.000 calon nasabah yang masuk dalam kategori cash rich.
“Saat ini yang sudah kita miliki, yang sudah ada di perutnya BTN Prioritas itu, kita sudah punya tadi 410 [nasabah] kurang lebih,” ungkapnya.
Baca Juga
Adapun, Rully mengungkap bahwa layanan private banking bakal diluncurkan oleh BTN pada awal September 2025. “Untuk prioritas dan private-nya akan di-launching Insya Allah di awal September ini,” ujarnya.
Dalam catatan Bisnis, BBTN menargetkan pertumbuhan kredit terjaga pada rentang 7%-8% secara tahunan (year on year/YoY) sampai dengan akhir 2025.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan bahwa rentang pertumbuhan tersebut mengacu kepada capaian perseroan tahun lalu, serta seiring dengan langkah Bank Indonesia yang menetapkan target pertumbuhan kredit menjadi 8%-11% YoY tahun ini.
“BTN memutuskan untuk mengambil langkah konservatif karena tidak menargetkan pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan dana pihak ketiga,” katanya saat dihubungi, Selasa (27/5/2025).
Laju pertumbuhan DPK di BTN tahun ini diharapkan dapat meningkat lebih tinggi dari kredit, yakni sekitar 8%-9% YoY. Menurutnya, hal ini merupakan perwujudan prinsip “liquidity first”, mengingat persaingan mendapatkan dana di industri perbankan nasional saat ini dinilai masih cukup ketat.