Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Literasi Kripto di Indonesia Perlu Penguatan Infrastruktur

Lonjakan arus dana ke ETF Bitcoin hingga US$600 juta awal Juli 2025 jadi penanda gairah baru pasar kripto, namun ekosistem kripto masih butuh landasan edukasi.
Warga mencari informasi tentang Bitcoin di Jakarta, Rabu (25/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mencari informasi tentang Bitcoin di Jakarta, Rabu (25/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — CryptoWave Media menilai pentingnya penguatan infrastruktur dalam meningkatkan literasi kripto kepada investor ritel hingga pelaku industri di tengah perkembangan pasar secara cepat.

CEO sekaligus Founder CryptoWave Media Goldwin Halim mengatakan seiring dengan perkembangan industri kripto yang cepat saat ini, pelaku membutuhkan literasi terkait analisis pasar yang tajam, insight mendalam tentang aset digital, blockchain, dan Web3 yang dapat menjadi referensi.

Dia menegaskan edukasi kripto yang aman, akurat, dan relevan menjadi penting dalam ekosistem Kripto agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Fokus ke depan haruslah diarahkan pada penguatan infrastruktur aplikasi, peningkatan pengalaman pengguna, dan memperluas distribusi konten ke lebih banyak kanal digital," ujarnya dikutip, Jumat (11/72025).

Menurutnya dengan penguatan infrastruktur literasi, pelaku selanjutnya dapat melakukan riset lanjutan dan mempertimbangkan kondisi keuangan pribadi sebelum mengambil keputusan investasi apa pun.

Adapun dalam laporan CryptoWave Media menjelaskan pergerakan Bitcoin baru-baru ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar memasuki fase baru dalam penguatan harga.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa arus masuk dana ke Exchange Traded Fund (ETF) berbasis bitcoin terus meningkat secara signifikan. Pada puncaknya, 3 Juli 2025, inflow mencapai US$600 juta.

Hal ini menjadi indikasi kuat dari meningkatnya minat institusional terhadap Bitcoin. Volume perdagangan dalam 24 jam terakhir juga naik 48%, mencapai US$62 miliar. 

“Lonjakan ini mencerminkan bukan hanya gairah pasar, tapi juga partisipasi aktif dari berbagai segmen investor, termasuk institusi besar,”imbuhnya.

Sejauh ini, analisis teknikal dalam laporan juga menunjukkan pola falling wedge yang telah ditembus ke atas, dengan target harga berikutnya diproyeksikan mencapai kisaran US$ 117.000 apabila support di US$ 110.000 bertahan. 

Menurutnya kondisi ini masih sangat bullish dengan potensi tren naik berlanjut.“Volume yang tinggi di sekitar level ATH juga menandakan adanya keyakinan bahwa harga masih memiliki ruang untuk naik, bukan tanda-tanda distribusi atau potensi pembalikan arah dalam jangka pendek,” jelas Goldwin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper